Catatan Hukum

  Jam’an (Yusuf) Mansur dari (rencana) Pesantren Fashion Week hingga sidang investasi Patungan Usaha. Masih terbuka peluang bermusyawarah jika Jam’an mengusung nilai Islam.

Salam persidangan di PN Tangerang, Jodi Waroeng mengaku tidak tahu Jam’an (Yusuf) Mansur menjanjikan keuntungan 8 persen setiap tahun kepada investor Patungan Usaha Hotel Siti. Padahal di PT. Inex Arsindo yang mengelola Hotel Siti, Jodi Waroeng adalah komisaris dan Jam’an adalah direkturnya. Keduanya tidak sinkron.  

  Rofi’i telah membantu ibu AR dapatkan pengembalian uang pokok investasi Patungan Usaha dari Jam’an (Yusuf) Mansur sebesar 10 juta. Ini tidak sesuai dengan ekspektasi ibu AR karena dia berinvestasi bukan meminjamkan uang kepada Jam’an. Rofi’i ini pernah juga (mau) melaporkan Ustadz Thabrani ke polisi. Kini dia berpolemik dengan Zaini Musthafa.    

  Ada yang berasumsi, Jam’an (Yusuf) Mansur punya penghasilan bersih Rp. 6M setiap bulan. Cukup kaya raya. Sementara Zaini Musthafa pernah diperlihatkan KTP Jam’an tertera kata “alias” dan nama aliasnya itu. Apakah ini dibolehkan?

  Dalam berbagai publikasi, Jam’an (Yusuf) Mansur mengaku membayar pajak 200 juta sehari untuk bisnis kulinernya. Dia juga mengaku membagikan uang milyaran rupiah setiap bulannya. Juga bila dilihat dari cara Jam’an  mengembangkan Waroeng Steak, diduga dia memiliki uang triliunan rupiah. Tapi mengapa kewajibannya terhadap karyawannya yang tak sampai 500 juta Jam’an begitu sulit membayar..?  

  Jam’an (Yusuf) Mansur berencana menjual sejumlah asetnya. Tapi sebuah dugaan mencuat, ini sebenarnya pola baru Jam’an mengumpulkan uang masyarakat. Hati-hati. Lalu, ada H. Ismail, SH, MH seorang pakar hukum mengajak Jam’an bertobat.  

Jam’an (Yusuf) Mansur merasa menang perkara melawan dua TKW. Padahal tidak begitu, perkara itu dinyatakan NO (Niet Ontvankelijke Verklaard). Karena itu para TKW akan menggugat ulang.  

Jamaah investor berbagai bisnis Jam’an (Yusuf) Mansur datangi rumahnya di Tangerang. Mereka menagih uang mereka, menagih janji Jam’an. Bahkan mengajak Jam’an bermubahalah. Sayangnya Jam’an menutup pintu rumahnya dan entah pergi ke mana. Jamaah berjanji, jika Jam’an mengindahkan tuntutan, mereka akan datang lagi dengan jamaah yang lebih banyak.  

Ada investor Patungan Usaha-nya Jam’an (Yusuf) Mansur yang wafat ketika sedang memperjuangkan haknya. Semoga dia syahid. Lalu, bagaimana kelanjutan sidang gugatan para investor di pengadilan melawan Jam’an?  

Jamaah Masjid Darussalam, Kota Wisata, Cibubur, tidak berhenti menagih kejujuran dan tanggungjawab Jam’an (Yusuf) Mansur dalam investasi batubara JBN (Jabal Nur) tahun 2009. Satu gugatan perdata dan satu laporan polisi sudah dilakukan jamaah. Pernah juga undangan mubahalah dari jamaah kepada Jam’an untuk menguji kejujurannya namun tidak digubris. Kini jamaah menyusun sebuah rencana baru, mubahalah di rumah Jam’an.