Breaking News

Kenapa Harus Novel yang Diincar? Ini Penjelasan ICW

Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Jurnalis Antikorupsi bersama pegawai KPK melakukan aksi damai di halaman Gedung Merah Putih, KPK, Jakarta, Rabu (12/4/2017) malam. Aksi tersebut sebagai bentuk dukungan moral kepada penyidik KPK Novel Baswedan yang tengah mendapatkan perawatan pascainsiden air keras dan menuntut pimpinan KPK agar terus melindungi pegawainya dari segala bentuk teror. TRIBUNNEWS/HERUDIN

 

thayyibah.com ::  JAKARTA – Setidaknya sudah lima kali Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan mengalami intimidasi selama berkiprah di lembaga antirasuah tersebut.

Terakhir, dua pelaku tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor, menyiramkan cairan yang diduga air keras tepat di mata Novel sebelah kiri, usai menjalani salat Subuh di Masjid dekat rumahnya.

Lalu, kenapa hanya Novel yang selama ini terekspos mengalami pelbagai intimidasi itu?

Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Donal Fariz menerangkan bahwa terdapat beberapa alasan ketika oknum harus melakukan intimidasi itu kepada Novel Baswedan.

“Pertama, Novel merupakan sosok sentral dan kunci utama dari seluruh penyidik yang ada di KPK. Hal ini akan dimanfaatkan orang-orang tertentu yang memiliki kasus hukum di KPK,” urainya saat ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (17/4/2017)

Alasannya, penyidik selama belasan tahun, tidak tergantikan di KPK, sementara Komisioner KPK selalu berganti setiap periodenya.

Kemudian, dia menilai aktor yang tidak suka dengan KPK, tidak akan secara serta merta melakukan kriminalisasi atau mencari kesalahan dari komisioner KPK, karena akan terlalu beresiko dipandang oleh publik.

Dari situ, kata Donal, orang-orang yang tidak suka dengan KPK akan menyasar kepada penyidik KPK dan mencari siapa saja penyidik yang sedang menangani kasus mereka.

“Penyidik yang sedang memimpin sebuah kasus tertentu akan menjadi sasaran para oknum ini, karena pengamanan mereka juga tidak terlalu ketat, dan mudah untuk diintimidasi,” ujarnya.

Spekulasi Berkembang

Berbagai macam spekulasi berkembang terkait dengan kasus penyiraman yang berujung dirawatnya Novel Baswedan di Singapura untuk menjalani pengobatan mata.

Donal menjelaskan bahwa berbagai macam spekulasi yang berkembang dinilai sah.

Setidaknya, terdapat tiga dugaan yang dia analisis sejauh ini.

“Pertama, ada penumpang gelap dalam kasus yang sedang ditangani KPK, kedua, ada kaitannya dengan kasus E-KTP, ketiga, ada dari faktor internal di KPK,” ujarnya.

Ketiga spekulasi itu, lanjut dia, akan menjadi jelas ketika pihak kepolisian dapat segera menangkap dan memeriksa pelaku yang melakukan penyiraman di dekat kediaman Novel itu.

“Polisi harus segera menangkap. Sehingga nantinya, semua akan terjelaskan. Ada atau tidaknya kejadian ini dengan kasus-kasus yang sedang ditangani KPK,” tegas Donal.

Namun begitu, kepada spekulasi yang mengatakan bahwa penyiraman Novel adalah sebuah pengalihan isu pilkada dan hal lainnya, Donal mengatakan hal tersebut terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.

“Itu hanya dikait-kaitkan oleh politisi yang memiliki kepentingan. Pada prinsipnya, kepolisian harus segera mengungkap kasus ini secara jelas,” katanya.

Sumber: tribunnews

About A Halia