Thayyibah.com:: Acara Mata Najwa eksklusif: Babak Final Pilkada DKI Jakarta 2017 di Studio Metro TV, Senin 27/3/2017 baru saja selesai dan bagai menjadi arena penahbisan bahwa kualitas Anies Baswedan memang terlalu jauh diatas Zhong Wan Xie alias Ahok.
Elektabilitas Anies yang saat ini sudah unggul cukup jauh diatas Ahok-Djarot sang petahana dalam survei LSI dan berbagai lembaga survei lainnya diyakini akan makin melambung tinggi meninggalkan Ahok seusai debat kali ini.
Karena bak seorang dosen yang sedang mengajari seorang mahasiswa yang lambat nalar berpikirnya, dalam debat malam ini Anies menjelaskan apa saja kelebihan program KJP Plus kepada Zhong Wan Xie alias Ahok yang nampak sangat kebingungan dan sulit untuk mengerti.
Hal ini sebetulnya tidaklah aneh karena intelektual dan kecerdasan Anies yang seorang Ph.D, seorang Doktor Sarjana Strata 3 dibandingkan dengan Ahok mahasiswa pas-pasan yang bahkan IPK (Indeks Prestasi Komulatif) nya hanya 2,8 memang terlalu jauh. Jadi jauhnya perbedaan kualitas otak dan IQ diantara keduanya tentu tak bisa dibohongi.
Anies juga membongkar perilaku kasar dan arogan Ahok yang seringkali mencaci maki kaum ibu bahkan kepada seorang Ibu (Ibu Yusri) yang datang untuk sekedar menanyakan KJP tapi malah dimaki-maki oleh Ahok, Anies katakan itu sikap yang tidak bisa diteladani.
Anies pun menunjukkan bukti dan fakta-faktanya buruknya kinerja Ahok. Ahok tak mampu berkelit sedikitpun dihadapan data-data valid yang ditunjukkan Anies. Segala kesombongan Ahok yang berusaha membanggakan diri bahwa ia telah banyak berhasil semua itu pun berhasil dimentahkan oleh Anies.
Anies juga menyatakan ucapan-ucapan Ahok yang tidak perlu, termasuk secara berulang-ulang membahas dan menghina surat Al-Maidah justru menjadi pemicu kericuhan dan reaksi masyarakat karena memang Ahoklah yang menjadi provokatornya. Sementara sebaliknya Anies ingin menjadi Gubernur yang mempersatukan warga Jakarta, yang merangkul semua dan bukan memecah belah.
Untuk menutupi kelemahannya, Ahok berkali-kali menjawab keluar rel dari pertanyaan pada debat kali ini. Soal program Anies rumah DP 0 persen yang tak mampu juga dicerna oleh otak standar Ahok, Anies mengatakan bahwa inilah beda antara Ahok seorang pemimpin yang putus asa, tak punya keberpihakan dan mencari solusi dengan dirinya, demikian menurut Anies.
Saat diserang Ahok dan Najwa Shihab bahwa Anies tidak akan berani memecat anak buah, dengan sangat meyakinkan dan penuh percaya diri, Anies berkata:
“Jangankan memecat anak buah, saat ini pun kami sedang berjuang memberhentikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, namun dengan cara-cara sesuai undang-undang”. Mendengar jawaban menohok Anies, Ahok dan Najwa Shihab pun nampak kaget dan hanya bisa nyengir-nyengir kuda.
Apalagi saat tiba pertanyaan tentang Reklamasi, keberpihakan Ahok terhadap para pemodal dan keberpihakan Anies terhadap warga Jakarta, sangat jelas terlihat.
Mendengar jawaban-jawaban maut Anies Baswedan sepanjang debat, Ahok pun bungkam terdiam bagai mayat mati terbujur kaku di dalam peti mati!
Debat malam ini ibarat pertandingan sepakbola Anies telak menggunduli Ahoax 30-0 di kandang Ahok sendiri yaitu “Stadion Metro TV”. Dan ibarat pertandingan tinju Anies telah memukul K.O Ahoax pada detik pertama dan pukulan pertama! Dan setelah jatuh Ahok pun tak pernah bisa bangun lagi.
Sepanjang debat, sikap dan bahasa tubuh Ahok menunjukkan kegugupan, sangat terlihat sekali bahkan oleh pengamat amatiran sekalipun. Sementara Anies selalu tenang, santun, bijak kata-katanya dan menguasai panggung.
Kalah debat, emosi terpendam Ahok pun tak bisa ditutupi lagi. Terlihat jelas suara Ahok tertahan dan terbata-bata, tidak fokus, wajahnya memerah dan keringatnya mengucur deras, karena tak mampu sedikitpun memangkas perbedaan jarak kualitas yang sangat jauh antar keduanya.
Tiga ucapan penutup dari Anies Baswedan:
1. Pilkada DKI janggan dicederai oleh money politik dan manipulasi.
2. Aparat pemerintah dan aparat penegak hukum harus bersikap adil.
3. Pilkada Jakarta hanya diikuti oleh warga Jakarta, jadi jangan mendatangkan warga luar Jakarta untuk mencoblos.