thayyibah.com :: Seperti yang kita tahu bahwa Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang mempunyai akhlak yang mulia. Kemuliaannya inilah yang membuat ia dicintai oleh seluruh makhluk. Karena sifat penyayangnyalah Rasulullah mampu membuat orang-orang di sekitarnya enggan menjauh darinya. Termasuk istri dan anak perempuannya.
Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang. Terutama pada orang-orang yang berada satu atap dengannya. Seperti istri dan anak perempuannya.
Ali menceritakan kepada kami,
“Bahwa Fatimah mengadukan sumbu pengadukan tepung gandum. Sampailah kabar kepadanya bahwa Rasulullah diberi tawanan wanita. Kemudian Fatimah meminta satu pembantu dari Rasulullah, namun tidak menyetujuinya. Kemudian Fatimah mengutarakan hal tersebut kepada Aisyah. Ketika Nabi datang, Aisyah menyampaikan hal tersebut kepadanya. Kemudian Nabi mendatangi kami, dan kami telah masuk kamar untuk tidur. Lantas Nabi berkata, ” Tetaplah di tempat kalian.” Hingga aku merasakan dingin kedua kakinya di dadaku, lalu Nabi berkata, ” Tidakkah kalian berdua mau aku tunjukkan kepada sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta ? (yaitu) jika kalian hendak tidur maka bertakbirlah 34 (tiga puluh empat) kali, dan bertahmidlah 33 (tiga puluh tiga) kali, dan bertasbihlah 33 (tiga puluh tiga) kali. Sesungguhnya hal itu lebih baik bagi kalian berdua dari pada (pembantu) yang kalian minta.” (HR. Bukhari No. 3113)
Ali berkata, “Maka aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengarnya dari Rasulullah.” Kemudian Ali dittany, “Pada malam perang Shiffin pun (tidak engaku tinggalkan) “Ali menjawab, “(iya) tidak pula pada malam perang Shiffin.”
Dari Aisyah z ia berkata, ” Ketika istri-istri Nabi berada di dekatnya, ia tidak meninggalkan satu pun dari mereka. Kemudian Fatimah datang dengan berjalan, tidak sedikitpun cara jalan Fatimah menyelisihi cara jalan Rasulullah. Ketika Nabi melihatnya ia pun menyambutnya seraya berkata, ” Selamat datang anakku. ” Kemudian mendudukannya di kanan atau kirinya.” (HR. Muslim No. 2450)
Demikianlah kelembutan dan sayang Nabi kepada anaknya. Dengan tersenyum, sambutan yang penuh dengan cinta dan penghargaan. Karena anak-anak kita tidak hanya menginginkan pemenuhan kebutuhan makan dan pakaian, melainkan mereka juga menginginkan interkasi yang baik, didengarkan serta ditanggapi harapan-harapan mereka.
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqan : 74).
Sumber: Loveislam