Mobnas Borneso

Oleh: Joko Intarto

Selain Timor dan Bimantara, Indonesia nyaris punya mobil nasional lain dengan merk Borneo. Cerita soal Borneo ini terlintas setelah membaca berita meninggalnya Ismed Hasan Putro, mantan wartawan ‘’Jawa Pos’’, subuh tadi.

Indonesia nyaris punya mobil SUV nasional pada 1994. Mobil yang digarap biro desain otomotif SZ itu akan menjadi SUV kedua Lamborghini, Italia.

SUV pertama Lamborghini dengan kode LM002 diproduksi terbatas sebagai kendaraan khusus militer. SUV kedua dengan kode LM003 diproduksi untuk umum, guna melawan popularitas SUV produksi Inggris: Land Rover V8.

SUV Lamborghini LM003 rencananya diproduksi di Italia dan di Indonesia. Mengapa diproduksi di Indonesia? Karena Setiawan Djody, CEO PT Megatech Indonesia, sebagai pemegang saham Lamborghini menginginkan mobil jenis SUV itu menjadi mobil nasional.

Hal itu disampaikan Setiawan Djody saat hadir di acara Jawa Pos Expo 1993 di Surabaya. Ismed Hasan Putro tampak mendampingi Setiawan Djody selama sesi public expose.

Di Indonesia, Lamborghini LM003 sedianya akan dirakit di pabrik Timor, Karawang, Jawa Barat. LM003 akan mulai dipasarkan sebagai mobil nasional dengan merk Borneo, pada tahun 1997.

Sayang sekali, pada 1996 terjadi krisis keuangan regional di Asia Tenggara, yang diawali jatuhnya mata uang Bath, Thailand. Krisis ini menyebar dengan cepat ke Asia Tenggara, yang akhirnya berpengaruh ke seluruh Asia.

Di Indonesia krisis keuangan itu menimbulkan gejolak ekonomi dan politik yang hebat pada tahun 1998. Krisis berakhir dengan jatuhnya kepemimpinan Presiden Soeharto dan Orde Baru (Golkar). Akibat krisis tersebut, Indonesia terlilit utang sangat besar kepada IMF. Cita-cita melahirkan SUV Borneo pun harus dikubur dalam-dalam.

Sama-sama gagal menjadi mobil nasional, kisah Borneo berbeda sama sekali dengan Esemka. Bagaimana pendapatmu kalau gagasan SUV Borneo itu dihidupkan kembali?

About Redaksi Thayyibah

Redaktur