Oleh : Davy Byanca
Sahabat sufiku.
ORANG yang berpikiran terbuka tidak terlalu peduli dengan benar atau salah, mereka lebih peduli dengan; ‘mengerti dan memahami’. Kerana mereka tahu tidak pernah ada jawaban benar atau salah. Semuanya hanya soal sudut pandang, soal pemahaman. Kesadaran untuk memahami jauh lebih penting daripada keinginan untuk benar. Sebab dari satu salah ke salah yang lain, kebenaran akan ditemukan. Di dalam pemahamanlah kita akan menemukan kebijaksanaan yang abadi.
ORANG yang bijaksana, tidak pernah melihat kekosongan itu sebagai sebuah ketiadaan. Kekosongan adalah salah satu jenis keberadaan. Kita harus menggunakan kekosongan itu dengan mengisi ruang-ruang pikiran di folder otak kita, relung-relung hati di kalbu kita dan rongga-rongga dada kita dengan sejuta energi positif.
ORANG yang berpikiran sempit, selalu melihat segala sesuatu dengan ukuran diri dan kepentingannya sendiri. Otaknya tak pernah lepas dari kalkulator dan ahli dalam angka-angka. Bahkan terhadap Sang Khaliq pun, mereka tak segan berdagang; berhitung untung-rugi.
AKU DAN KAMU sejatinya adalah tamu-tamu terhormat, jangan pernah menangis seperti pengemis untuk remah-remah dunia, kata Mawlana Rumi. Sungguh, bentuk kasih sayang Tuhan itu tak selalu tentang apa yang DIA berikan pada kita, tapi juga tentang apa yang Tuhan singkirkan dari kita.
Demikianlah ☕