Oleh: Abu Nadhif
Banyak yang bilang, penduduk Jawa ada di seluruh pelosok negeri. Belum pernah ada survei ilmiah untuk membuktikan hal ini, tapi setidaknya mayoritas tempat yang pernah saya singgahi memang selalu ada orang Jawa di sana.
Termasuk dua beliau ini. Pak Prapto dan Bu Hani. Keduanya asal Nguter dan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dua beliau ini saat remaja tahun 80-an masing-masing merantau ke Ambon, mengikuti kakak-kakak mereka yang lebih dulu ada di Pulau Manise.
Mungkin karena sama-sama dari Sukoharjo, keduanya yang ketemu di rantau lantas mengikat janji suci. Tiga anak mereka kini berada di Jawa, sekolah dan bekerja. Sementara pasutri ini tetap mengais rezeki di dekat Pantai Natsepa, Maluku Tengah, tak jauh dari Kota Ambon.
Perjalanan hidup mereka di negeri orang tak mudah. Apalagi saat terjadi kasus SARA pada tahun 1999 silam. Nyawa mereka pun nyaris terenggut. Keduanya pindah tempat dari Batu Merah ke Natsepa demi alasan keamanan. Beruntung konflik yang dipicu masalah sepele sesama preman itu berhasil diselesaikan dengan baik. Bahkan, kata keduanya, keadaannya jauh lebih baik dari sebelum terjadi konflik.
“Dulu sebelum ada konflik itu kaum pendatang sering dipalak. Tidak ada yang berani berjualan warungan seperti saya sekarang. Semuanya jualan keliling dan sore sudah harus pulang. Kalau tidak uang akan hilang diminta preman,” ujar Prapto, yang kalau pulang ke Sukoharjo naik kapal tiga hari tiga malam ke Surabaya.
Setelah ada konflik dan kemudian mereda, justru sikap warga lokal lebih ramah kepada kaum pendatang. Preman yang dulu sering memalaki kaum boro tiba-tiba menghilang. Jadilah akhirnya Prapto membuka warung di depan Pantai Natsepa itu sejak 12 tahun silam. Begitu pula rekan-rekannya sesama pendatang yang kini lebih tenang berjualan.
(Foto-foto : Dok. Abu Nadhif)
“Ngeriiii sekali,” katanya sembari bergidik.
“Malah setelah ada konflik itu lebih baik. Kami tidak ada lagi yang malaki. Mereka seperti lebih hormat kepada kami,” ujar Hani, yang berharap tidak pernah ada lagi konflik SARA di Ambon.
Jika Anda berkesempatan ke Ambon, mampirlah ke Pantai Natsepa. Jaraknya hanya sekitar 5 km dari Kota Ambon. Larisi Pak Prapto dan istrinya, biar bisa sering-sering mudik nengok keluarga. Oya, harga bakso di sini rata-rata Rp15.000 per mangkok, begitu pula mi ayam. Kalau ayam goreng seporsi Rp25.000. Lebih mudah dapat uang di Ambon, tapi juga lebih cepat habis karena biaya hidup lebih mahal di Jawa.