Oleh: Davy Byanca
Saya termasuk orang yang awalnya takut dengan ketinggian. Maka setiap kali harus naik pesawat terbang, saya sering melakukan terapi diri untuk menenangkan hati. Caranya; melakukan dialog dengan jiwa sejak di boarding room. Menenangkan diri dengan melihat berbagai aktivitas manusia saat menunggu. Ada yang membaca koran, baca novel, memakai headset mendengarkan musik, ngobrol sesama calon penumpang, tiduran atau berdiam diri.
Mereka semua seakan percaya bahwa pilot akan membawa ke destinasi dengan selamat. Tak ada keraguan sedikitpun di wajah mereka bahwa sang pilot akan menyesatkan kita, bahwa akan ada teroris di pesawat atau akan ada kendala mesin di atas sana. Padahal semua penumpang tak mengenal siapa pilot itu, bagaimana suasana hatinya, kondisi kesehatan, dan kondisi mesin pesawat saat itu. Tanpa keyakinan itu, kita takkan pernah naik pesawat. Wajah tenang itu setidaknya menentramkan hatiku.
Begitu juga jika Anda naik roller coaster. Tanpa sadar, Anda telah menaruh kepercayaan yang sangat tinggi saat menaikinya. Anda merasa aman dan nyaman. Tanpa tahu bagaimana teknologi pembuatannya, metode keselamatannya dan apakah secara rutin dilakukan pemeriksaan atau perbaikan.
Begitulah. Itu semua karena kita menaruh keyakinan kepada orang lain di dalam hidup ini. Bukankah kita tak dapat melanjutkan hidup tanpa memiliki keyakinan terhadap orang lain, tanpa mempercayai mereka. Jika kepada pilot saja kita menaruh keyakinan tanpa pernah bertanya atau meragukan kemampuannya. Maka tak ada alasan untuk tidak menaruh keyakinan kepada Allah, Sang Pencipta alam semesta ini.
Kahlil Gibran berkata, ”Tuhan telah menciptakan sejumlah pintu untuk DIA bukakan kepada kebenaran. Dia membukanya bagi siapa saja yang mengetuk dengan tangan keyakinan.” Miliki keyakinan kepada-Nya dan Dia pasti membantu kita. Tuhan terus memberikan oksigen kepada orang baik dan orang jahat. Melimpahkan sayur dan buah untuk siapa saja dapat mengkonsumsinya, menurunkan hujan untuk kelangsungan eko sistem dan terus-menerus memberikan ikan dan ternak untuk umat manusia. Tapi hati kita masih aja yakin gak yakin!
Kita harus meyakini bahwa hidup merupakan anugerah, meskipun faktanya kita sering merasa kehidupan kita tak selamanya menyenangkan. Bagaimanapun Tuhan memiliki rencana besar untuk hidup kita, setiap masalah atau cobaan yang dialami merupakan bagian dari rencana itu. Tokoh besar manapun pasti melalui berbagai rintangan dan kesulitan sebelum keluar sebagai pemenang. Tak perlu mengeluh dan meratapi setiap persoalan hidup yang kita alami. Maka, berdialoglah dengan-Nya melalui shalat dan doa. ”.. berdoalah kepada-Ku niscaya Aku perkenan bagimu …” QS. Gaafir [40]; 60.
Mengapa banyak orang yang merasa Tuhan jauh dari dirinya, atau doanya tak pernah dikabulkan? Itu semua karena mereka masih memberikan standar ganda pada doanya. Ingatlah bahwa kadar iman, salah satunya, dilihat dari kadar doa kita.
Aku –
sepertinya aku di dalam aku.