Oleh: Gus Nur
Ini adalah sebagian dari masalah yg ditanyakan sohib, “gimana mengatasi anak bandel n keras kepala?”.
Semoga saja saya gak salah jawab, karena juga salah anda sendiri nanyanya ke tukang kopi, bukan ke psikiater.
Pertama. Kita harus bertaubat terlebih dahulu. Kenapa? Karena bisa jadi bandelnya si anak akibat salah kita dalam mendidik dalam mengasuh.
Seringkali seorang ibu yang bayinya nangis terus diberi ASI biar diam. Kadang si anak masih terus nangis, sampek si ibu jengkel dan mengeluh kepada Allah, “Ya Allah, kamu ini nak, kenapa sih gak bisa diam?”
Oke, mengeluhnya kepada Allah itu bagus, tapi apa yang dikeluhkan itu yang buruk. Dia memberi ASI agar anaknya diam. Allah itu memberi sesuai dengan keinginan hamba-Nya. Maka Allah menjadikan si anak pribadi yang pendiam. Disuruh apapun diam. Salah si orang tua yang niatnya sudah salah.
Bagaimana niat yang bener? Maka para ibu generasi salaf, ketika anaknya menangis dia akan bersyukur, karena tangis si anak mengingatkan kewajibannya sebagai orang tua untuk merawat, mengasuh, mendidik, sehingga orang tua tidak lalai akan kewajibannya.
Maka para ibu generasi salaf, ketika anaknya menangis dia akan menyusui dengan senang dan berdoa, Ya Allah, jadikan ASI saya ini sebagai darah daging yang menguatkannya dalam beribadah kepadaMu. Jadikan sebagai nutrisi yang menguatkan memorinya menghafal ayat-ayatMu.
Atau doa-doa yang lain. Bukan gerutuan emosi yang sebenarnya membuktikan si ibu itu tidak ridlo dengan anugerah yg diberikan Allah. Maka bertaubatlah.
Yg kedua. Pandanglah si anak sebagai penerus kita dalam bersujud kepada Allah. Arahkanlah pendidikan kita pengasuhan kita perawatan kita agar si anak menjadi orang yang senantiasa sujud kepada Allah. Sehingga kita tidak akan sayang mengeluarkan harta agar si anak bersujud kepada Allah.
Seorang anak ibarat kendaraan kita menuju Allah. Hanya saja mesinnya mogok. Kita akan lama jika berjalan sendiri, maka jalan terbaik adalah menservisnya agar mempercepat kita berjalan menuju Allah.
Kita gak bisa memperbaiki, maka panggil montir, panggil ahlinya untuk menservis, agar kendaraan bisa segera kita gunakan.
Ketiga, saya masih nyelesaikan job. Alhamdulillah orderan semakin banyak dan nikmat itu sunnah di ceritakan, biar yang baca bisa ikut bersyukur, dan mendoakan dalam hati “semoga barokah”. Karena enaknya banyak berteman dengan orang baik itu doa-doanya senantiasa mengalir. Dan ciri orang baik itu senantiasa ngopi juga.