Oleh: KH. Luthfi Bashori
Judul di atas bukanlah sebuah nama dari konten lagu gambus, walaupun bisa juga dilagukan ala gambus:
Wa dana wa dana dana
Wa dana wa dana dana
Wa dana wa dana dana
Yang penting cair dananya
Urusan dana, atau uang, atau harta dan kedudukan, ternyata menjadi salah satu perhatian dari KH. Hasyim Asy’ari saat mengidentifikasi tanda-tanda semakin dekat datangnya hari Qiamat.
Dalam buku karya beliau, Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah, termaktub hadits Nabi Muhammad SAW, “Akan datang suatu masa di mana orientasi utama manusia adalah perut mereka, kemuliaan mereka adalah kekayaan mereka, kiblat mereka adalah wanita-wanita mereka, dan agama mereka adalah uang dirham dan dinar mereka. Mereka itulah makhluk yang paling buruk. Mereka tidak memiliki bagian (kebaikan) sedikitpun di sisi Allah SWT. (HR. Assulami, dalam kitab Kanzul Ummal).
Bagi pemerhati kehidupan ormas dan LSM di Indonesia, tentu tidak akan heran jika mendengar info atau berita, betapa nama sebuah ormas atau LSM itu dapat menghasilkan dana (uang) yang terkadang jumlahnya cukup fantastis semisal hitungan miliyar rupiah, karena para pengurus/aktifisnya bisa saja membuat proposal untuk sebuah kegiatan dengan orientasi bahwa ada lembaga tertentu baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang kerap kali bertindak menjadi donator bagi kegiatan yang dilakukan oleh ormas maupun LSM.
Tentunya, pihak pengurus ormas maupun LSM terkait, akan mengemas isi proposalnya sedemikian rapi dan ‘cantik,’ dengan bumbu-bumbu tertentu, seperti metode ABS (Asal Bapak Suka), yang sekira dapat menarik hati para donator, dan hal semacam ini sudah jamak dipahami dilingkungan dunia ormas, LSM dan para pemerhati.
Adapun terkait hukum syariat tentang syarat sumber dana yang halal dan haram, atau mashlahat dan tidaknya untuk umat, maka umumnya akan dijadikan pertimbangan yang barangkali diletakkan pada urutan nomer ke 27, itupun kalau masih dijadikan pertimbangan.
Karena itu lagu gambus ‘wa dana wa dana dana’, rasanya sangat relevan untuk menyifati kondisi ormas dan LSM yang orientasinya hanya untuk mengejar dana sebagimana yang terjadi di sekitar umat Islam. Maraknya situasi seperti ini ternyata jauh-jauh hari sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW akan terjadi di akhir jaman, dan sabda Nabi Muhammad SAW ini ditangkap pula oleh KH. Hasyim Asy’ari secara jeli, hingga disampaikan oleh beliau dalam nasehat yang disampaikan dalam karya tulisnya.
Tentunya KH. Hasyim Asy’ari akan murka dan tidak akan rela selama-lamanya, jika saja terjadi pada ormas NU yang beliau dirikan itu, ternyata ada oknum-oknum yang berani menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana (campuran dana halal dan haram) walaupun atas nama dana operasional, atau jika ada praktek money politik dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya.