Oleh: Hanif Kristianto
Sejak dua hari lalu
Kemeja putih dan celana hitam
Sudah hamba persiapkan
Demi menunggu panggilan dari sekretaris negara.
Terus saja melihat WA
Menunggu panggilan telepon
Jangan-jangan dari istana
Tempat presiden terlantik berada.
Pada detik pengumuman pagi tadi
Nama hamba tak jua dipanggil lagi
Entah bapak lupa
Hamba ini paling berjasa .
Bapak masih ingat
Ketika kampanye tiba
Hamba promosikan bapak ke desa-desa
Rakyat di bawah memuji prestasi paduka.
Hamba puja-puji di media sosial
Netizen pun pada baper
Pokoknya bapak harus nomor satu
Berdampingan bersama kyai kesukaan hamba.
Pak, mengapa hamba tak dipanggil tadi pagi
Jadi menteri ini atau prerogratif presiden
Hamba sudah berjibaku berkalang tanah
Sedih rasa tak dapat posisi di istana.
Pak, hamba sedih merasa didzalimi
Keringat hamba selama kampanye
Seolah tiada berbalas budi
Bertepuk sebelah tangan.
Pak, suara kaum hamba
Begitu empuk dan renyah
Berdaging dan berisi memilih paduka
Semua demi paduka berkuasa.
Pak, masih adakah kesempatan?
Mohon jadikan hamba menteri
Biar bisa berdiri tegak di samping paduka
Inilah hasil nyata membela paduka.
Please!!
Please!!