thayyibah.com :: Prestasi ukhuwah tertinggi yaitu itsar selalu menjadi ukuran dan target proses persaudaraan para aktivis atau pada dua orang yang berukhuwah atau lebih. Prestasi yang dapat kita temukan pada sejarah sahabat Rasulullah saw. Kita juga dapat menemukan puncak ukhuwah ini pada pasangan suami istri. Dengan rasa cinta yang Allah berikan kepada sepasang suami istri, hati mereka mudah menyatu.
Pikiran dan gagasannya mudah menyatu. Gerakan dan langkah kerja dalam pendidikan anak pun mudah sepakat dan menyatu. Bahkan karena cintalah mereka menyatu total melepaskan hasrat dan keluhannya satu sama lain. Ukhuwah suami istri yang Allah rekatkan dengan rasa cinta satu sama lain akan berujung pada proyek bersama.
Berujung pada cita-cita dan kerja melahirkan generasi rabbani yang akan melanjutkan risalah dakwah yang diemban oleh generasi sebelumnya. Pada ukhuwah suami istri kita menemukan korelasi ungkapan ukhuwatuna ukhuwatul amal, ukhuwah kita adalah ukhuwah yang menyatukan kita pada satu kerja.
Kondisi seperti pada ukhuwah suami istri inilah yang harusnya ada pada para dai. Kesamaan visi dan misi para aktivis dalam menyebarkan nilai-nilai Islam kepada seluruh manusia pasti akan lebih mudah menyatukan langkah dan arah perjuangan. Kesatuan langkah dan arah perjuangan akan berujung pada pencapaian misi bersama yang telah disepakati.
Mereka bertemu dan bersatu dalam kerja kolektif, amal jamai karena kecintaan mereka kepada saudaranya sesame dai. Saling mengenal, saling melapangkan dan saling memaafkan. Rasulullah saw. mengkiaskan hubungan mereka seumpama pasukan:
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
Ruh-ruh manusia adalah pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu saling mengenal, maka mereka akan bersatu padu. Dan selagi ruh-ruh itu saling mengingkari, maka mereka akan berselisih. (HR. Bukhari dan Muslim)
Janji setia mereka dalam keterlibatan suatu proyek kerja dakwah yang besar telah menyirnakan keraguan dan kokoh melangkah untuk mewujudkan semua yang telah dicita-citakan secara estafet sejak hancurnya khilafah islamiyah hingga tegaknya kembali kepemimpinan umat Islam di dunia ini.
Ungkapan syair para aktivis telah mematri dan mengiringi langkah perjalanan dakwah mereka:
الكفوف في الكفوف *** فاشهدوا عهودنا
الثبات في الصفوف *** والمضـاء والفنا
Telapak tangan telah menyatu bersalaman, :: Saksikanlah janji setia kami (untuk beramal jamai)
Tsabat dalam barisan (dakwah) :: Dan terus berjalan (dalam kerja dakwah) dan (sampai) hancur (tubuh ini)
Ukhuwah yang melanggengkan semangat amal jamai. Pada kedalaman makna dan dimensi ukhuwah inilah kita harus mencapainya. Ukhuwah yang mengokohkan kerja dakwah. Kekokohan dan eratnya ukhuwah menjadikan para aktivis seakan satu tubuh yang bahu-membahu menuntaskan proyek dakwah. Menjadi bagian dari proyek yang dijanjikan Rasulullah saw. akan terwujud sebelum datangnya Hari Kiamat.
Contoh ukhuwah sahabat untuk manusia sepanjang masa. Rasulullah saw menggambarkan para sahabat sebagai umat yang satu, tidak ada perselisihan dan permusuhan antara satu dengan yang lain.
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوَرُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لا يَبْصُقُونَ فِيهَا وَلا يَمْتَخِطُونَ وَلا يَتَغَوَّطُونَ فِيهَا آنِيَتُهُمْ وَأَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ مِنَ الأَلُوَّةِ وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحُسْنِ لا اخْتِلافَ بَيْنَهُمْ وَلا تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Kelompok orang beriman yang pertama-tama akan masuk surga adalah kelompok dengan wajah cerah secerah bulan purnama. Mereka tidak akan meludah, tidak akan berdahak, dan tidak akan buang air di dalamnya. Bejana-bejana dan sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan perak. Tempat bara api mereka terbuat dari kayu wangi. Keringat mereka adalah minyak kasturi. Setiap mereka memiliki dua istri dengan betis yang indah (terjemah bebas). (Kelompok tersebut adalah kelompok yang) Tidak ada perselisihan di antara mereka. Tidak pula ada kebencian di hati mereka. Hati mereka seperti hati satu orang. Mereka senantiasa memuji, mensucikan Allah tiap pagi dan sore. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hati mereka menyatu. Disatukan Allah karena mereka mencintai karena Allah dan tidak dapat dipisahkan. Puncak penyatuan hati yang membuat iri para Nabi dan syuhada karenanya.
Dalam hadits yang diriwayatkan Umar bin Khathab r.a, Rasulullah saw. menggambarkannya, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah, ada di antara mereka orang-orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada. Pada hari kiamat, para nabi dan para syuhada menginginkan mereka menempati kedudukan mereka yang berasal dari Allah.” Para sahabat bertanya, ”Wahai, Rasulullah. Beritahukanlah kepada kami, siapakah mereka itu? Beliau menjawab, ”Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, padahal di antara mereka tidak ada pertalian darah dan tidak ada harta yang saling diberikan. Sungguh demi Allah, wajah mereka laksana cahaya. Dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut di saat manusia merasa takut dan mereka tidak bersedih di saat manusia bersedih.” Dan beliau membaca ayat ini, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62)
Ukhuwah yang dirindukan. Ukhuwah yang mengantarkan para dai berlomba menunaikan kewajibannya, tanpa bertanya apa yang mereka akan dapatkan. Ukhuwah yang menyelamatkan gerakan dakwah dari kehancuran. Ukhuwah yang menjadi energi yang menggerakkan dakwah dari masa ke masa, dari satu tempat ke tempat lain.
Selama Allah mengumpulkan orang-orang tulus dalam dakwah, maka ukhuwah itu akan tetap ada dan akan menjadi mutiara yang berharga. Lebih berharga dari nilai batu akik yang paling bernilai. Wallahu a’lam. (thayyibah.com)