Masa Kecil adalah Masa Bermain
thayyibah.com :: Masa kecil adalah suatu masa banyak bermain, baik bermain di dalam rumah atau di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya lainnya. Demikian pula masa kecil Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bermain-main dengan teman-teman sebaya beliau ketika masih kecil.
Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ، فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ، فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ، فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ، فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً، فَقَالَ: هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ، ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ لَأَمَهُ، ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ، وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ – يَعْنِي ظِئْرَهُ – فَقَالُوا: إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ، فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ “، قَالَ أَنَسٌ: «وَقَدْ كُنْتُ أَرَى أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ» .
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau sedang bermain dengan anak-anak kecil. Jibril mengambil dan menidurkan beliau, lalu membelah dan mengeluarkan jantungnya. Jibril mengeluarkan segumpal darah darinya seraya berkata, ‘Ini adalah bagian setan darimu.’ Jibril kemudian mencuci dalam bejana emas dengan air zamzam. Setelah itu, Jibril menjahit dan mengembalikan ke tempat semula.
Anak-anak kecil tersebut mendatangi ibu susu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, ‘Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.’ Orang-orang lalu menyambut beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan roman muka yang berubah (karena ketakutan, pen.).”
Anas berkata, “Aku telah melihat bekas jahitan tersebut di dada beliau.” (HR. Muslim no. 162)
Jika demikian keadaan beliau ketika masih kecil yang merupakan calon Nabi, maka anak-anak lainnya tentu wajar saja ketika mereka juga butuh bermain-main dengan teman-teman sebaya mereka. Oleh karena itu, menjadi kewajiban orang tua untuk memperhatikan dan memilih jenis permainan untuk anak-anak, agar tidak bertentangan dengan syariat atau membahayakan jiwa mereka.
Anak-anak perlu diarahkan agar bermain dengan jenis permainan yang mubah yang tidak dilarang oleh syariat. Selain itu, dianjurkan bagi mereka untuk bermain dengan jenis permainan yang bermanfaat (menguatkan) bagi badan, serta bisa membuka dan mematangkan akal (otak) mereka.
Memanah dan Menunggang Kuda
Di antara jenis permainan yang dianjurkan adalah memanah, berenang dan menunggang kuda. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal [8]: 60)
Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di atas mimbar ketika menjelaskan ayat di atas (yang artinya), “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi”,
أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ، أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ، أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
“Ingatlah bahwa kekuatan itu letaknya di melempar, ingatlah bahwa kekuatan itu letaknya di melempar, ingatlah bahwa kekuatan itu letaknya di melempar.” (HR. Muslim no. 1917)
“Melempar” di masa silam adalah melempar anak panah, tombak dan yang sejenis dengan itu.
Demikian pula diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتُفْتَحُ عَلَيْكُمْ أَرَضُونَ، وَيَكْفِيكُمُ اللهُ، فَلَا يَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَلْهُوَ بِأَسْهُمِهِ
“Kalian akan menaklukkan sejumlah negeri dan Allah Ta’ala akan mencukupi kalian. Oleh karena itu, jangan sampai salah seorang di antara kalian tidak mampu bermain dengan anak panahnya.” (HR. Muslim no. 1918)
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati sejumlah orang dari Bani Aslam yang sedang berlatih memanah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
ارْمُوا بَنِي إِسْمَاعِيلَ، فَإِنَّ أَبَاكُمْ كَانَ رَامِيًا ارْمُوا، وَأَنَا مَعَ بَنِي فُلاَنٍ
“Memanahlah kalian, wahai anak keturunan Ismail. Sesungguhnya bapak kalian (yaitu Nabi Ismail) adalah jago memanah. Memanahlah kalian, dan aku bersama (mendukung) bani fulan.”
Mendengar hal itu, salah satu kelompok (yang tidak didukung Nabi) tidak mau memanah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لَكُمْ لاَ تَرْمُونَ؟
“Mengapa kalian tidak mau memanah?”
Mereka berkata, “Bagaimana kami mau memanah sedangkan Engkau mendukung mereka?”
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ارْمُوا فَأَنَا مَعَكُمْ كُلِّكُمْ
“Memanahlah, aku mendukung kalian semuanya.” (HR. Bukhari no. 2899)
Dalam dua hadits di atas, terdapat motivasi untuk berlatih memanah.
[Bersambung]
***
Diselesaikan di pagi hari, Rotterdam NL 27 Robi’ul awwal 1439/ 16 Desember 2017
Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim
Artikel Muslimah.or.id