Komandan Blue Jeans Soldier Pembuka Jalan Operasi Seroja Di Timor Timur yang Jarang Dikenal
Oleh : Benny Rusmawan

Dalam sejarah militer Indonesia, operasi militer besar yang tak akan dilupakan adalah operasi Seroja di Timor Timur pada tahun 1975. Berbagai kisah operasi di negara yang sekarang bernama Timor Lorosai sudah menjadi legenda namun dari semua operasi di wilayah tersebut adalah operasi Flamboyan yang menjadi pijakan awal keterlibatan Indonesia dalam konflik di Timor Timur ini dan yang menjadi pemimpin operasi tersebut adalah seorang petarung dari satuan pasukan khusus Angkatan Darat yakni Dading Kalbuadi.
Dading Kalbuadi akan diingat sebagai komandan coboy karena dalam sebaran internet dengan kata kunci operasi Seroja akan terdapat foto seorang pria dengan topi coboy dan menggunakan kaos sedang memimpin operasi. Ya itu foto Dading Kalbuadi yang saat itu sedang memimpin operasi Flamboyan.
Operasi ini adalah operasi rahasia Klandestin dengan cara pendekatan budaya dan militer lokal. Ia diperintahkan langsung oleh Benny Moerdani yang kala itu menjabat wakil kepala BAKIN, Kepala Pusat Intelijen Strategis dengan pangkat Mayor Jenderal.

Umur Dading sebenarnya lebih senior dari Benny Moerdani namun Benny lebih dulu melesat usai mendapat Bintang Sakti pasca operasi di Irian Barat. Mereka bersahabat sejak dulu saat masih sama sama di RPKAD. Keduanya melalui berbagai medan operasi tempur bersama diberbagai operasi mulai dari operasi penumpasan PKI hingga DI/TII.
Dading nyaris kehilangan nyawa akibat lehernya terkena pecahan mortir dalam sebuah operasi penumpasan PRRI/PERMESTA di Riau namun ia selamat.
Saat diperintah berangkat memimpin operasi, Benny Moerdani berujar bahwa ini mungkin operasi tanpa kemungkinan pulang alias one way ticket.
“Sudah Ben, tak apa-apa. Saya kerjakan tapi tolong titip keluarga saya kalau nanti saya tidak kembali”, jawab Dading pada sahabatnya.
Dading memimpin pasukannya masuk ke Timor-Timur tanpa seragam militer. Mereka mengenakan celana jeans dan kaos oblong itu sebab pasukan ini di sebut The Blue Jeans Soldiers.
Dalam beberapa foto saat Dading di Timor-Timur terlihat dengan mengenakan topi coboy dan kaos oblong ditutup dengan jaket sipil namun menyandang pistol di pinggang.
Saat foto itu diambil, Dading baru berpangkat kolonel dengan jabatannya adalah Komandan Grup 2 Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopasus yang kita kenal sekarang.
Menjelang serangan besar ke Timor Timur yang kelak dikenal dengan operasi Seroja, tugas Dading dengan timnya adalah menguasai Balibo, pintu gerbang Timor Timur di sisi utara karena kelak Balibo akan jadi pijakan awal ABRI untuk masuk ke Timor Timur.

Tanggal 7 Desember 1975, ibu kota Timur Timur yakni Dili diserbu serentak dari darat laut dan udara. Perlahan tapi pasti Timur Timur dikuasai Indonesia.
Operasi flamboyan melambungkan nama Dading Kalbuadi meski sudah malang melintang di berbagai operasi tempur, tapi bagi Dading tak ada yang lebih berkesan ketimbang operasi Timur Timur.
Memang selama ini walau sudah lama di militer namun nama Dading Kalbuadi jarang terdengar hingga operasi Flamboyan terdengar.
Usai operasi di Timtim, Dading diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Pertahanan dan Keamanan Timur Timur dengan pangkat Brigadir Jenderal. Dading baru meninggalkan Timur Timur sekitar tahun 1978.
Dia dipindah tugaskan ke Bali menjadi Panglima Kodam Udayana.
Lalu ia diangkat menjadi Kepala Staff Umum ABRI dan ini adalah jabatan militer terakhir yang ia sandang lalu jabatan sipil yang di pegang Dading adalah Inspektorat General Departemen Pertahanan.
Pangkat terakhir Dading adalah Letnan Jenderal dan sebagai prajurit lapangan, Dading lebih suka memimpin di lapangan tempur.
Saat Timor Timur merdeka pada tahun 1999, tepatnya pada 30 Agustus 1999 dan di Oktober tepatnya pada 10 Oktober 1999 Letnan Jenderal TNI (Purn) Dading Kalbuadi berpulang.
Thayyibah