Oleh: Joko Intarto
Komitmen Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan nasional kembali menorehkan catatan emas. Yuliana akhirnya dikukuhkan sebagai sarjana kehutanan di Universitas Muhammadiyah Jambi. Dia sekaligus dinobatkan sebagai warga Suku Anak Dalam pertama yang berhasil meraih gelar sarjana atas beasiswa Muhammadiyah.
Berulang kali saya pandangi fotonya: Cantik, berkulit bersih dan berhijab. Penampilannya jauh dari bayangan saya tentang Suku Anak Dalam (SAD) yang hidup di tengah rimba Sumatera seperti yang saya peroleh dari berbagai situs internet selama ini.
Yuliana sangat bangga dengan keberhasilannya meraih gelar sarjana. Sebab, pencapaian itu akan menjadi awal sejarah baru di kalangan masyarakat SAD. Keberhasilan Yuliana akan memotivasi banyak generasi muda SAD untuk bersekolah hingga jenjang sarjana.
Dulu, remaja SAD akan segera menikah saja setelah lulus sekolah dasar. Namun Yuliana berbeda. Dia justru ingin melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Beruntung kedua orang tuanya sangat mendukung.
Kisah Yuliana ini memberikan teladan dari berbagai dimensi. Yuliana layak menjadi duta untuk berbagai kegiatan sosial, mulai:
1. Gerakan pemberantasan buta aksara;
2. Gerakan wajib sekolah;
3. Gerakan pencegahan pernikahan usia dini;
4. Gerakan pelestarian hutan hingga,
5. Gerakan zakat infak dan sedekah melalui Lazismu
6. Gerakan dana abadi pendidikan Muhammadiyah melalui Wakafmu.
‘’Kisah Yuliana bisa ditulis menjadi buku motivasi karena ceritanya sangat inspiratif. Anda bisa berdonasi atau menyisihkan dana CSR untuk membiayai penerbitannya,’’ tulis saya kepada sejumlah tokoh yang saya kenal.
Semoga ada yang berminat