Breaking News

Menerima yang Baik dan Buruk

Oleh : Davy Byanca

Sahabat sufiku.

DULU AKU berpikir bahwa hal terburuk dalam hidup adalah berakhir dalam kesendirian, ternyata itu salah. Hal terburuk dalam hidup adalah berakhir dengan orang-orang yang membuat kita merasa sendirian. Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya justru memegang belati dan menusuk punggung kita. Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu setia pada perjuangan dan persahabatan. Kita harus mampu membedakan mereka yang bermulut besar, omong besar, dengan mereka yang benar-benar berjuang untuk negeri.

SERINGKALI yang terjadi adalah bukan suara Tuhan yang tidak jelas, tapi kita yang tak mau dengar. Kerana kita tak menyukai apa yang dikatakannya. Banyak yang lupa bahwa bentuk sayangnya Tuhan itu tak selalu tentang apa yang Tuhan berikan padamu. Tapi juga tentang apa yang Tuhan singkirkan darimu. Itu yang membuat hidupku dipenuhi oleh rasa malu. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup sebagai manusia yang sebenarnya.

JIKA saat ini kita memilih untuk menjadi manusia yang merdeka dan bebas, maka niscaya hidup ini tidak akan ngawur. Jean Paul Sartre berkata, “Dia yang bebas akan sendirinya bertanggung jawab”. Dialah yang akan menciptakan nilai bagi dirinya sendiri dari ruang luas kebebasan yang terbuka lebar di depannya. Memilih menjadi ini atau itu serentak atau bersamaan, berarti mengafirmasi nilai yang dipilih.

MAWLANA RUMI berkata, lelaki sejati menerima segalanya, yang baik dan yang buruk, yang datang dengan kasar maupun lembut. Tetap ia jamu dan perlakukan dengan penuh hormat.

Demikianlah ☕

About Redaksi Thayyibah

Redaktur