Oleh : Davy Byanca
Sahabat sufiku.
SENJA NAMANYA, kali ini dia ingin didengar, bukan mendengar. Kusiapkan waktu dan telingaku untuk menerima pesanmu. Singkat memang, tapi bagiku menyejukkan sangat. Dia bicara soal beratnya hidup, aku menyimak. Dia bicara tentang kekecewaan yang sangat, aku diam seraya memperhatikan gerak bibirnya yang bergetar. ‘Sudah?’ kataku. Dia mengangguk. ‘Begini. Level tertinggi dari berdamai dengan diri sendiri adalah tak masalah jika ada orang lain salah faham tentang dirimu’, kataku, ‘kerana ada Allah, Dzat Yang Mahatahu dan Mahamelihat’.
ADA RIBUAN Senja di luar sana, yang menghabiskan kegalauannya seorang diri. Mereka ingin didengar, mereka butuh ’ember’, seorang pendengar yang baik. Bukan seorang penasihat atau motivator yang doyan ngomong. Mereka muak dengan segala nasihat dan kata-kata bijak dari siapa pun. Mereka hanya butuh didengar, dan bahu untuk bersandar (jika ada).
JIKA HIDUPMU terasa berat, sangka baik saja. Bisa jadi Tuhan sedang membentuk dirimu menjadi pribadi yang kuat. Bukankah kehidupan itu ibarat bayangan, jika kita mengejarnya, dia akan lari. Tapi jika kita berbalik, ia malah akan mengikuti kita. Kadang orang berbohong kerana lebih mudah mengatakan apa yang kita ingin dengar, daripada menjelaskan realitas yang ada.
MENJADI JUJUR mungkin tidak membuat kita memiliki banyak teman, tapi akan selalu membuat kita mendapatkan teman sejati. Di sisi lain, kita selalu menuntut orang lain berkata jujur, tapi tak pernah mau mencoba memahami kondisinya. Jika engkau menjadi penolong hati orang lain -kata Mawlana Rumi, mata air kebijaksanaan akan mengalir dari hatimu.