Breaking News

Yang Khatam dengan Lelah

Oleh : Davye Byanca

Sahabat sufiku.

SEMAKIN KEMARI, aku banyak bertemu dengan mereka yang sefrekuensi, terutama di waktu shubuh. Kebanyakan para pensiunan, ada beberapa yang berusia 40 dan 50an. Keinginan kami sederhana saja; tidak merasa gelisah sebelum tidur dan tidak merasa lelah saat bangun. Kerana kata Buya Hamka, sehebat apa pun manusia akhirnya menyerah juga pada usia. Setelah hari, bulan dan tahun-tahun yang berat, yang kami inginkan hanya malam yang tenang, istirahat yang cukup dan hati yang sanggup memeluk diri sendiri. Terjaga di sepertiga malam tanpa diminta, dan mengadu kepada, serta memuji Sang Khaliq tanpa beban.

YANG PASTI, dan tetap kupertahankan serta kusosialisasikan adalah; hidup ini tidak boleh sederhana, melainkan harus hebat, kuat dan bermanfaat. Sebab yang sederhana itu adalah sikap. Kerana itu setiap pekan kami menunjuk seorang ‘kepala kampung’ yang tugasnya mengirimkan pesan ‘tahajud call’ setiap pukul 03.00 melalui whattsap kepada rekan-rekan lain. Saling mengingatkan dan menasehati di antara kami. Sebab kita ingin komunitas kecil ini tetap menjadi pribadi yang hebat kerana masih mampu bangun malam untuk shalat tahajud, pribadi yang kuat kerana masih mampu berjalan kaki ke masjid, dan sosok yang bermanfaat bagi orang lain.

KAMI MENGKLAIM diri sebagai kumpulan manusia yang sudah khatam dengan kata ‘lelah”. Seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ‘engkau tidak akan menjumpai manusia yang paling lelah daripada orang yang dunia menjadi keinginan terbesarnya, dan dia berambisi dengan mengerahkan mendapatkan dunia’. Masa-masa lelah itu telah kami lewati. Awalnya beberapa masih kecewa. Tapi mengapa harus kecewa? Bukankah Allah telah memperingatkan kita bahwa dunia ini tidak diperuntukkan bagi kita? Kumpulan manusia ini saling menguatkan, hampir di setiap kesempatan. Luar biasa ..!

AT THE END, ternyata kehidupan yang kita alami itu sesuai dengan prasangka kita kepada Allah. Selama kita berprasangka baik kepada-Nya, maka itulah jawaban mengapa hidup kita selalu berada dalam kebaikan dan ketenangan, sedahsyat apa pun masalah dan cobaan yang mendera. Ketahuilah jiwa yang lelah itu tidak akan kembali pulih dengan tidur atau mengaso di tempat yang mewah. Jiwa yang lelah itu hanya butuh kedekatan dengan Tuhannya. Menangis dan meminta kekuatan pada Pemilik Dunia dan seisinya.

Demikianlah

About Redaksi Thayyibah

Redaktur