Oleh : Felix Siauw
Ustadz Abdul Somad pernah memberitahu, bahwa musuh yang berakal lebih baik daripada kawan yang jahil. Dan nyatanya itu benar adanya, sesuai dengan kenyataannya.
Anda lihat di foto, tepat di sebelah saya yang bertopi adalah ayah saya, yang harusnya secara aqidah bertentangan, harusnya dia yang paling tersinggung dengan isi kajian saya.
Andai saya seperti yang dituduhkan, bahwa saya radikal, memecah belah, takkan mau beliau duduk disamping saya, berfoto bersama, mungkin bahkan mengusir saya. Tapi kadang yang bukan Muslim bisa lebih toleransi daripada Muslim yang gembar-gembor toleransi. Ayah saya alhamdulilah masih menerima saya dengan tangan terbuka.
Yang dibelakang itu, semua karyawan ayah saya, dikumpulkan selama 3 hari untuk diberikan tausiyah, disampaikan kajian pada mereka, beliau fasilitasi kajian bukan membubarkan. Padahal beliau bukan Muslim, tapi memfasilitasi dakwah saya, sampai-sampai diguyoni oleh teman gerejanya “pak Iwan penyandang dana teroris”, tapi dia nyaman-nyaman saja.
Kemana-mana saya pergi di Nusantara, akhlak ummat ini sangat baik dan ramah, hanya sekarang sedang diuji dengan beberapa kelompok yang intoleran atas nama toleransi.
Ayah saya belumlah Muslim, dia tonton semua video saya, dia fasilitasi dakwah saya, sebab dia berakal, melihat kebaikan dari dakwah, kebenaran Islam walau belum mengikuti jalan itu. Sementara teman yang harusnya membimbing, mengawani dalam Islam, justru yang banyak menentang, menuduh, memprovokasi, Allah Karim, ini tugas yang cukup berat.
Doakan ayah saya, doakan saya, doakan semua Muslim, khususnya yang belum memahami dakwah, yang justru menghalangi dakwah, agar Allah tunjuki kita semua hidayah.
Doakan negeri yang kita cintai ini, ummatnya juga, pemimpinnya juga, polisinya juga, tentaranya juga, terkhususnya semua ulama dan habaib, agar dijadikan semua kebaikan.