Oleh: Joko Intarto
Fokus menciptakan nilai tambah. Itulah kiat sukses Ad-Dawaa dalam bisnis madu. Meski pemainnya banyak, madu Ad-Dawaa boleh dibilang sukses. Konsumennya pun loyal. Apa rahasianya?
Gerai pameran di selasar ballroom Hotel Pullman di Podomoro City, Jakarta Barat itu, tampak biasa saja. Hanya ada dua buah meja panjang dengan tumpukan kotak bernuansa retro. Seperti kotak harta karun dalam cerita komik.
Tapi justru kesan vintage itulah kekuatannya. Bahannya kayu. Melihat teksturnya, saya menduga kotak itu menggunakan bahan kayu jati Belanda yang di-finishing dengan teknik semprot-bakar. Pada setiap sudutnya diberi penguat lempengan logam dengan desain khusus.
Ketika kotak dibuka, terlihat beberapa botol yang tak kalah antiknya. Botol dengan tuas pengunci pada tutupnya. Mirip botol minuman bersoda pada era 1970-an.
Itulah botol-botol madu Ad-Dawaa. Dalam satu kotak terdapat beberapa botol dengan madu beraneka warna. Ada yang coklat kekuningan. Ada yang coklat gelap. Ada pula yang hitam. Rupanya setiap botol madu punya rasa yang khas.
Saya peminum madu. Tetapi hanya kenal beberapa saja: Madu bunga randu dan madu bunga kopi yang manis serta madu bunga karet yang pahit. Rupanya ada bunga tanaman lain yang menghasilkan citarasa unik. Misalnya, durian dan kelapa.
Secara konten, madu adalah minuman kesehatan. Berbagai penelitian ilmiah menjelaskan begitu banyaknya manfaat madu. Selain untuk menjaga stamina, madu juga berfungsi sebagai obat berbagai macam penyakit.
Pengetahuan masyarakat terhadap khasiat madu sudah baik. Apalagi bagi umat Islam. Madu dan lebah tersebut dalam kitab suci Al-Qur’an.
Secara marketing, Ad-Dawaa masuk ke pasar madu sebagai produk suvenir alias oleh-oleh. Karena itu, keunikan kemasan menjadi salah satu nilai tambah.
Saya melihat ada dua konsep suvenir yang menjadi perhatian manajemen Ad-Dawaa.
1/ Suvenir untuk konsumen khusus
2/ Suvenir untuk acara khusus.
Saya melihatnya dari emblem yang dipasang pada kotak tersebut. Tertera tulisan pada lempengan berwarna kuning itu: Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. ‘’Kotak ini memang suvenir Bu Menteri untuk berbagai acara,’’ kata Eddy di lokasi pameran.
Ada kotak lain dengan logo G20. Isinya sekaleng kopi Arabica dan sebuah mesin penggiling kopi manual bergaya retro. ‘’Ini dirancang sebagai suvenir untuk para peserta dalam berbagai kegiatan G20,’’ lanjut Eddy.
‘’Ada madu untuk suvenir Muktamar Muhammadiyah?’’ tanya saya.
‘’Belum ada. Tapi bisa dibuat,’’ kata Eddy.
Muktamar ke-48 Muhammadiyah akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah, pada 18 – 20 November 2022. Perhelatan akbar lima tahunan itu, diperkirakan akan dihadiri satu juta warga Muhammadiyah dan Aisyiyah dari berbagai penjuru Nusantara.
Saat saya mengikuti rapat koordinasi panitia pekan lalu, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyampaikan kabar ada 11 ribu orang yang sudah mendaftarkan diri sebagai penggembira. Sebanyak 1.000 di antaranya akan berangkat dengan pesawat udara. Selebihnya akan naik kapal laut menuju Surabaya disambung angkutan darat ke Solo.
Tertarik dengan peluang bisnis suvenir? Kiat bisnis madu Ad-Dawaa semoga bisa menjadi inspirasi.