Oleh: Muhammad Rizal Aydogan
Mengapa namanya “Kampoeng Ramadhan Jogokariyan?” Karena biar satu kampung terasa suasana ramadhannya.
Satu bulan sebelum Ramadhan panitia sudah menghias lampu di sepanjang jalan Jogokariyan. 270 lapak UMKM sebulan penuh akan berjualan, 70% adalah pedagang lokal, ikhtiar membangkitkan ekonomi warga.
Setiap hari akan disajikan 3000 piring takjil buka puasa, dimasak oleh kelompok ibu-ibu dasawisma dari tiap-tiap RT. Mengapa kelompok emak-emak yang masak? Kenapa tidak dipesankan ke catering?
Agar terjadi dialog di tiap-tiap rumah, ketika anak mencari ibunya.
Anak : ibu pergi kemana?
Ibu : mau masak takjil
Anak : apa itu takjil
Ibu : memberi makan buka puasa, pahalanya besar lho, seperti mendapatkan seluruh pahala dari orang yang memakan buka puasa yang kita sediakan.
Nah, disinilah dakwah berlangsung, turun menurun ke generasi berikutnya.
Marhaban Yaa Ramadhan. Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan iman dan kesehatan sehingga ibadah Ramadhan kita dapat disempurnakan dan senantiasa dalam berkah dan rahmat Allah SWT. Aamiin.