Oleh: Setiardi
“Jika engkau bersyukur, akan bertambah nikmat-Ku”
Hari ini tetiba muncul semburat pencerahan. Saya berpikir banyak sekali yang patut disyukuri. Lupakan mimpi ini itu. Lupakan ekspektasi ini itu. Saya melihat ke dalam. Apa yang ada.
Betapa tidak, kini saya menyandang dua gelar “LC”: Lulusan [penjara] Cipinang dan Lulusan Covid. Saya melewati masa sulit 45 hari di rumah sakit akibat covid.
Istri saya sehat walafiat. Sejak 2017 full sebagai ibu rumah tangga di rumah. Mengurus anak-anak dan suami. Tiap hari menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga.
Seno, anak sulung kami, tumbuh menjadi pemuda yang bertanggung jawab. Tak pernah meninggalkan salat 5 waktu. Rajin olah raga. Kini Seno kuliah di Malaysia, di kampus pilihannya sejak lama. Dia tak mau kuliah di Indonesia. Dia meniti tangga kehidupan.
Rania jadi gadis yang cantik, lincah dan gesit. Sejak SD sudah memutuskan berjilbab. Suaranya merdu saat membaca Quran. Di sekolah sangat gaul, dan hari ini kembali menjuarai lomba debat. Saya menyimak saat ia berlaga. Saya heran anak ini bisa begitu taktis dalam mengajukan argumen.
Rishad tak kalah menyenangkan. Dia sehat walafiat. Beratnya sudah 41 kg. Selain sekolah, tiap sore dia ke Madrasah Quran. Dan besok dia diminta sekolah mengikuti seleksi Olimpiade Matematika tingkat SD.
Hari ini semburat pencerahan muncul di kepala. Betapa banyak yang patut disyukuri. Lupakan mimpi ini dan itu.