Oleh: Maya Magdalena
Ada seorang laki laki dan perempuan yang saling mencintai. Pasangan muda ini berencana akan menikah. Beberapa bulan sebelum pernikahan, pengantin wanita mengalami kecelakaan dan wajahnya benar-benar cacat.
“Saya tidak bisa menikahimu”, dia menghubungi kekasihnya itu lewat sepucuk surat, “Wajahku sangat rusak dan jelek selamanya, carilah wanita muda cantik lainnya yang layak kamu jadikan sebagai istrimu. Saya tidak pantas untukmu”.
Beberapa hari kemudian, gadis itu menerima balasan surat dari pacarnya: ” Saya harus memberitahumu bahwa saya sakit penglihatan dan dokter mengatakan bahwa saya akan menjadi buta … Jika kamu masih mau menerima saya, saya masih ingin menikahimu” !!!
Singkat cerita, mereka pun menikah dan ketika mereka menikah, mempelai pria memang buta seperti yang dikatakannya. Mereka hidup 20 tahun dengan penuh cinta, kebahagiaan dan pengertian. Istrinya menjadi penuntunnya, menjadi matanya, cahayanya, cinta membimbing mereka melalui terowongan kegelapan itu.
Suatu hari sang istri menjadi sakit parah dan ketika dia sekarat, dia menyesal karena meninggalkan suaminya sendirian dalam kegelapan itu. Pada hari sebelum dia meninggal, suaminya mendekat, mengelus kepalanya dan mengatakan:
“Saya tidak buta. Saya berpura-pura buta agar istriku tidak akan tertekan untuk berpikir bahwa saya melihatnya dengan wajah yang cacat. Saya mencintainya dengan tulus semua kekurangan dan kelebihan yang ada didalam dirinya”.
Cinta sejati itu melampaui kecantikan fisik, karena cinta sejati sejalan dengan hati. Kita hidup dalam dunia penampilan, di mana orang dinilai berdasarkan penampilan fisik mereka. Keindahan berakhir, tetapi cinta sejati hidup selamanya.
(Kata2 Bijak)