Oleh: Davy Byanca
Suatu hari, tiga orang bijak berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka yang belum terjawab. Setibanya di suatu desa, orang-orang kampung menyodorkan nama Nashruddin Hodja sebagai sosok yang mampu menjawab pertanyaan mereka. Setelah dipaksa, akhirnya Nashruddin menerima pertanyaan dari ketiganya, disaksikan oleh orang-orang desanya.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nashruddin, ”Di manakah sebenarnya pusat bumi ini?” Ia menjawab, ”Tepat di bawah telapak kaki saya.” ”Bagaimana Saudara bisa buktikan hal tersebut?” ”Kalau Anda tidak percaya, ukur saja sendiri!” Sontak, orang bijak yang pertama diam seribu bahasa.
Tiba pada giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan, ”Berapa banyak jumlah bintang di langit?” Nashruddin menjawab, ”Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.” ”Bagaimana Saudara bisa membuktikan hal itu?” Dengan enteng Nashruddin menjawab, ”Nah kalau tak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, nanti Anda akan tahu kebenarannya.” Dengan kesal ia berkata, ”Wah itu sih jawaban goblok-goblokan, bagaimana pula orang bisa menghitung bulu keledai!”
Mendengar perkataan ketus itu, dengan senyum Nashruddin berkata, ”Kalau saya goblok, mengapa Anda mengajukan pertanyaan goblok, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit!” Mendengar jawaban itu, orang bijak yang kedua pun tak bisa melanjutkan pertanyaannya.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang konon paling bijak di antara mereka. Ia agak tergangggu oleh kecerdikan Nashruddin. Dengan ketus ia berkata, ”Tampaknya Saudara tahu banyak mengenai keledai. Coba Saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu?” Nashruddin menjawab dengan tegas, ”Saya tahu jumlahnya. Jumlah yang ada pada ekor keledai saya ini sama dengan jumlah rambut yang ada di janggut Anda.” Tak mau kalah ia bertanya lagi, ”Bagaimana Saudara bisa membuktikan hal itu?”
Nashruddin menjawab, ”Oh itu masalah gampang. Begini, Anda silahkan mencabut selembar demi selembar bulu dari ekor keledai saya, dan saya akan mencabut selembar demi selembar rambut yang ada di janggut Anda. Kalau jumlahnya sama, maka jawaban saya benar, tapi kalau tidak sama, maka jawabannya saya salah.”
Mendengar jawaban itu, ketiga orang yang mengaku bijak tadi itu pun segera pergi meninggalkan Nashruddin Hodja setelah mengucapkan salam. Orang-orang desa itu pun semakin yakin bahwa Nashruddin adalah yang terbijak di antara mereka yang saling berdiskusi tadi.
(Tulisan ini ku-unggah untuk mereka yang mengaku cerdik pandai, pakar bergelar doktor, profesor, paranormal, orang pinter dan lain sebagainya .. yuk berkaca pada Bung Nashruddin Hodja).