Oleh: Cahyadi Takariawan
Apakah yang menjadi tanda cinta Anda kepada pasangan? Tentu sangat banyak jawabannya. Namun terkadang banyak suami merasa kesulitan untuk menyatakan cinta kepada sang istri. Padahal sesungguhnya, tanda cinta tidak selalu berwujud materi.
Cinta bisa diwujudkan dalam lembutnya kata-kata, perhatian, kesetiaan, tanggung jawab, hadiah, dan berbagai tindakan nyata lainnya. Menyatakan cinta itu tidak mahal, bahkan banyak yang gratis alias tak berbayar.
Kadang suami terlalu serius menjalankan kegiatan bisnis atau mengejar target perusahaan, sampai ia lupa untuk menunjukkan tanda cinta kepada istri yang sudah sekian lama dinikahinya. Bahkan ada suami yang “lupa” bahwa dirinya sudah menikah, saking asyiknya bekerja, saking asyiknya bisnis, saking asyiknya dengan hobi. Bagaimana akan menyatakan cinta dan memberikan tanda cinta kepada istri, jika ingat pun tidak.
Bagaimana mungkin seseorang mengatakan cinta namun hanya berhenti sampai pada kata-kata saja? Jika kata cinta diucapkan sejuta kali setiap hari, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki cinta, tentu tidak akan bisa dipercaya.
Kata-kata hanyalah salah satu tanda cinta, namun sangat banyak hal lainnya yang bisa dijadikan sebagai tanda. Bahkan dengan hal-hal yang sangat sederhana dan mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih —jika Anda sudah memahami konsep dan aplikasi The 5 Love Languages dari Gary Chapman, akan lebih sistematis dalam menyatakan cinta kepada pasangan.
Butir Pasir Membuat Cinta Mendesir
Suatu ketika seorang suami pulang ke rumah membawa oleh-oleh berupa pasir pantai yang disimpan dalam botol air mineral 500 ml, ditambah beberapa potong batuan karang pantai yang berbentuk unik.
Benda-benda sederhana itu disimpan di dalam tas kresek kecil, dan dimasukkan ke dalam ransel yang menemaninya dalam perjalanan. Hampir satu jam ia mencari dan memilih pasir yang paling bagus serta batuan karang kecil yang bentuknya indah, untuk dibawa pulang.
Ia baru saja pulang dari kegiatan outbond di pantai bersama rekan-rekan kantornya. Kegiatan selama tiga hari dua malam tersebut sangat melelahkan. Namun ia masih sempat mencari sesuatu untuk oleh-oleh bagi istri yang menanti kepulangannya.
Ini sudah menjadi kebiasaan hidupnya selama ini. Kemanapun ia pergi, harus ada sesuatu yang dibawa pulang untuk tanda cinta bagi sang istri dan buah hati. Kali ini, tanda cintanya sangat sederhana. Cukup pasir pantai dan beberapa potong batu karang kecil yang dijumput di sepanjang pantai.
Sesampai di rumah ia serahkan kepada istri tercinta. “Aku tidak punya cukup uang untuk membelikanmu oleh-oleh. Namun aku melihat pasir pantai yang indah dan batuan karang aneka bentuknya. Aku pilihkan yang terindah untukmu”, ungkapnya.
Ungkapan tulus itu mampu melelehkan hati sang istri. Memang saat masih di lokasi pantai, sang suami melihat banyak rekan kantornya berbelanja aneka jenis souvenir di toko sebelum pulang. Ia sendiri tidak tahu apakah souvenir itu akan dihadiahkan untuk istri mereka atau untuk yang lain, namun ia tidak ingin ketinggalan momentum tersebut.
Beberapa hari pergi meninggalkan rumah, ia ingin ada oleh-oleh untuk sang istri. Namun ia tidak cukup memiliki uang untuk membeli souvenir seperti yang dilakukan rekan-rekannya.
Ia berpikir, hadiah apakah yang bisa ia bawa pulang untuk sang istri. Segera ia mengambil pasir pantai yang putih bersih serta beberapa keping batuan karang yang berbentuk indah untuk dibawa pulang.
Tentu tidak boleh banyak-banyak, karena ada larangan membawa pasir keluar dari kawasan pantai. Sekedarnya saja, untuk tanda cinta kepada istri yang sangat setia. Ternyata oleh-oleh sederhana itu sangat dikenang oleh istri hingga usia tua.
Duapuluh tahun berlalu, peristiwa itu tetap dikenang sang istri dan sering diceritakannya kepada orang lain. Sang istri dengan bangga dan bahagia menceritakan oleh-oleh berupa pasir dan batu-batu karang tersebut, sebagai contoh bentuk romantisme sang suami kepada dirinya. Sang istri menangkap perhatian yang tulus dari suami, dan ia menerima hal itu sebagai bentuk romantisme.
Walau di rumah sang suami tidak pernah mengucapkan kata-kata cinta, namun tampak benar perhatian dari sang suami. Setiap pulang dari tugas luar kota, sang suami selalu membawa oleh-oleh untuknya. Sesederhana apapun, selalu ada yang dibawa untuk istri tercinta.
Ternyata pasir pantai dan pecahan batu karang bisa menjadi ekspresi romantisme seorang suami. Ia sendiri tidak pernah berpikir untuk berperilaku romantis, namun ia hanya ingin menunjukkan perhatian kepada istri tercinta.
Perhatian yang tulus inilah salah satu romantisme yang sangat mendalam. Bentuk perhatiannya bisa bermacam-macam, namun ketulusan perhatiannya yang lebih menentukan.