Thayyibah
Oleh: Doni Riw
Abu Lahab adalah salah satu tokoh utama penghalang dakwah Rasul SAW dan para Sahabat RA. Sejak kali pertama Rasul SAW mengumumkan kepada para penduduk Makkah bahwa beliau diutus oleh Allah Ta’ala, Abu Lahab sudah menentangnya.
Kemudian duri-duri dia sebar di jalan yang biasa Rasul SAW lalui, agar dakwah Islam terhenti. Caci, fitnah, persekusi, dan segala daya upaya lain tak henti dia upayakan.
Setelah Daulah Islam berhasil didirikan oleh Rasul SAW di Madinah, keadaan mulai berbalik. Sampai datang saat Allah berkehendak mempertemukan pasukan muslimin dan kafir Quraisy di Badar.
Si pengecut Abu Lahab tak berani berangkat menghadapi pasukan muslimin. Dia mendelegasikan kewajiban perang itu kepada Al Ashi bin Hisyam. Sebagai balasan, hutang Al Ashi kepada Abu Lahab dilunaskan.
Di Badar, seribu pasukan kafir Quraisy kocar-kacir menghadapi tiga ratus tiga belas muslimin dan seribu malaikat. Abu Jahal, Umayah bin Khalaf, dan semua pembesar Quraisy tewas.
Abu Lahab memang berhasil menghindar dari perang. Dia tidak tewas di medan pertempuran. Tetapi dengan itu, Allah menghinakan kematiannya. Hanya selang beberapa pekan setelah perang Badar usai, kepala Abu Lahab bocor dipukul oleh Ummu Al Fadhl, istri Abbas, gegara dia memukuli budak Ummu Fadhl yang ketahuan masuk Islam.
Luka itu membusuk, hingga menjalar ke seluruh tubuh. Semua orang menjauh karena takut tertular. Saat Abu Lahab benar-benar tewas, bahkan anaknyapun tidak mau menguburkan mayatnya karena takut tertular.
Mereka melempari rumah Abu Lahab dengan banyak batu, sampai rumah itu tertimbun. Sementara mayat Abu Lahab berada di dalamnya. Akhirnya si pembenci dan penghalang dakwah itu mati dengan terhina. Demikianlah cara Allah menghinakan mereka di akhir hidupnya, sebelum menyiksa di neraka selamanya.
Abu Lahab – Abu Lahab masa kinipun juga akan Allah hinakan di akhir hidupnya, sebelum balasan yang sesunghuhnya ditunaikan di akhirat kelak.
