Nanang : Saya Susun Strategi Baru
Nanang, pria yang tinggal di Surabaya. Dia menambah panjang daftar orang-orang yang terpedaya dengan pencitraan keshalehan diri yang ditampakkan Yusuf Mansur di media. Karena itu, sudah hampir 10 tahun dia begitu percaya dengan Yusuf Mansur sebagai orang sholeh yang jujur. Ternyata itu hanya membuatnya terpedaya. Uang sebanyak 10 juta yang diinvestasikan kepada Yusuf Mansur menguap tak ada bekas.
Semuanya bermula pada tahun 2012 lalu. Nanang yang kala itu rajin mengikuti kajian agama di Anteve setiap subuh tertarik dengan isi ceramah Yusuf Mansur. “Isi ceramah Yusuf Mansur membuat saya tertarik, diantaranya soal bisnis dan investasi,” Nanang mengenang awal ketertarikannya kepada Yusuf Mansur.
Dari siaran tv pula, Nanang mengenal Yusuf Mansur sebagai ustadz, banyak penggemar dan terkenal. “Dari sini saya beranggapan, mungkin Yusuf Mansur orang yang bisa dipercaya dan amanah,” kata Nanang yang menjawab pertanyaan penulis lewat rekaman video yang dibuatnya sendiri.
Teringat Nanang, Yusuf Mansur dalam ceramahanya selalu menjual program investasi. Yusuf Mansur janjikan berbagai macam keuntungan dari investasi yang digalakkan waktu itu, yakni Patungan Usaha Hotel Umroh di Tangerang.
“Sebagai seorang ustadz yang terkenal, saya kira Yusuf Mansur adalah orang yang jujur dan bisa dipercaya. Sehingga saya mau menitipkan uang investasi saya,” begitu akui Nanang. “Saya waktu itu yakin saja bisa menguntungkan. Itu dilihat dari presentasi Yusuf Mansur dan melihat bisnis property memang menguntungkan waktu itu,” lanjut Nanang.
Menurut penjelasan Nanang, waktu itu Yusuf Mansur menjanjikan keuntungan sebesar delapan persen yang akan dibagikan setiap bulan. Setelah delapan tahun modal akan dikembalikan 100 persen. Setelah itu, investor masih tetap punya saham di hotel umroh tersebut.
Nanang yang begitu percaya saja dengan Yusuf Mansur, akhirnya lakukan transfer uang sebesar 10 juta rupiah. “Langsung ke rekening Yusuf Mansur. Bukti transfer tersebut masih saya simpan,” tegas Nanang sambil perlihatkan bukti transfernya.
Malang tak dapat diolak. Sejak Nanang mentransfer uang, hari itu juga dia putus hubungan dengan Yusuf Mansur. Keuntungan investasi yang dijanjikan Yusuf Mansur juga menguap begitu saja.
Nanang tidak pernah mendapat komunikasi apapun dengan dari pihak Yusuf Mansur. Dia juga tidak pernah mendapat laporan progres investasinya. Sampai pada tahun 2017. Tak sengaja Nanang menemukan berita di media online tentang masalah yang melilit investasi Patungan Usaha Yusuf Mansur.
Nanang kemudian menelusur lewat internet. Dia mencari tahu bagaimana nasib dan kelanjutan investasi Patungan Usaha itu. “Dari situ saya dapat informasi, bahwa mulai ada yang menarik kembali dana investasinya yang ada pada Yusuf Mansur. Saya juga mendapat info, kalau investasi itu tidak berjalan,” begitu Nanang.
Lalu, mulailah Nanang menyusun tekad untuk menarik kembali uang investasinya itu kepada Yusuf Mansur. Apalagi, menurut Nanang, dia sangat butuh dengan uang itu.
Setelah menelpon ke sana-sini, Nanang akhirnya bisa dapatkan alamat email yang bisa disambungkan ke Yusuf Mansur. Pada Oktober 2019, Nanang mengirim surat lewat e-mail itu. Meminta Yusuf mengembalikan uang investainya. Nanang sertakan bukti-bukti yang dia miliki.
Karena tak ada jawaban, Januari 2020 Nanang mengirim email lagi. Juga tak pernah mendapat respos. Hingga Januari 2021 Nanang mengrim email lagi. Kali ini dia mendapat jawaban yang memintanya langsung menghubungi nomor telepon Yusuf Mansur di nomor 0811191276.
Pertama kali Nanang mengirim pesan WhatsApp (WA) langsung dijawab Yusuf Mansur. Tapi hanya disuruh menunggu. Menunggu sampai kapan? Tidak ada jawaban. Berulang kali Nanang mengirim pesan WA dan telpon tapi tak ada respon. Tak ada jawaban Yusuf Mansur.
Kini, tiga tahun sudah Nanang mengejar janji Yusuf Mansur, ustadz yang suka meminta sedekah itu. Tapi Nanang tidak akan menyerah. Bahkan, sebuah strategi sedang disusun bersama kawan-kawan sesama korban investasi Yusuf Mansur di Surabaya.
Nanang kini mengajak semua yang merasa terpedaya dengan Yusuf Mansur agar bersatu. “Ayo, kita bersatu meminta kembali uang kita,” pungkas Nanang.