Oleh: Ahmad Sathori Ismail
Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia blm mengenal komputer atau alat hitung sejenis, Imam Syafi’i telah mampu mendata jumlah masing-masing huruf dalam Al-Qurān secara detail dan tepat
Imam Syafi’i dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam Mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur’an di susun sesuai dengan banyaknya :
- ا Alif : 48740 huruf,
- ل Lam : 33922 huruf,
- م Mim : 28922 huruf,
- ح Ha ’ : 26925 huruf,
- ي Ya’ : 25717 huruf,
- و Waw : 25506 huruf,
- ن Nun : 17000 huruf,
- لا Lam alif : 14707 huruf,
- ب Ba ’ : 11420 huruf,
- ث Tsa’ : 10480 huruf,
- ف Fa’ : 9813 huruf,
- ع ‘Ain : 9470 huruf,
- ق Qaf : 8099 huruf,
- ك Kaf : 8022 huruf,
- د Dal : 5998 huruf,
- س Sin : 5799 huruf,
- ذ Dzal : 4934 huruf,
- ه Ha : 4138 huruf,
- ج Jim : 3322 huruf,
- ص Shad : 2780 huruf,
- ر Ra ’ : 2206 huruf,
- ش Syin : 2115 huruf,
- ض Dhadl : 1822 huruf,
- ز Zai : 1680 huruf,
- خ Kha ’ : 1503 huruf,
- ت Ta’ : 1404 huruf,
- غ Ghain : 1229 huruf,
- ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
- ظ Dza’ : 842 huruf.
Jumlah semua huruf dalam A-Quran adalah 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu). Berarti, setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf. Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan.
Di bulan Ramadhan Allah gandakan lagi 70 kali kebaikan. Kira-kiralah hitunglah sendiri.
Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca Al-Quran, bertadarrus dan kalau mampu memahami maknanya. Wallahu a’lam..
Syafa’at Al Qur’an Di Dalam Kubur
Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.
Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).
Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan itu berkata: “Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia di masukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata, “Aku adalah Al Quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan. -Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”
Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)
Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.
Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta’ala. Aamiin.