Oleh: Akmal Burhanuddin Nadjib
Setelah pasukan yang dipimpin Khalid Bin Walied رضي الله عنه selesai menumpas para murtaddin yang keluar dari Islam dan kondisi Jazeerah Arabia telah relatif lebih normal, Khalid sebagai panglima memutuskan untuk melanjutkan invasi ke Persia.
Permintaan tambahan bala tentara diajukan lewat seorang kurir oleh Khalid kepada Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq رضي الله عنه. Abu Bakar merespon positif permintaan tersebut dan mengutus seorang lelaki untuk menyusul pasukan bersama kurir.
Lelaki yang menggunakan penutup wajah telah tiba bersama kurir utusan Khalid dilokasi pasukan. Sang kurir menyampaikan berita bahwa Khalifah Rasulullah, Abu Bakar telah mengirimkan lelaki yang menggunakan penutup wajah sebagai tambahan pasukan.
Pasukan kaum muslimin bergembira dengan tambahan pasukan yang dikirim Abu Bakar dan berharap sejumlah besar tentara akan menyusul dibelakang lelaki bertutup wajah.
“Aku adalah tambahan pasukan yang diutus Khalifah,” jelas lelaki bertutup wajah menjawab kebingungan pasukan yang dikomandani Khalid.
Pasukan terkejut heran ketika mendengar penjelasan lelaki bertutup wajah itu. Berbagai pertanyaan muncul dalam diri pasukan kaum Muslimin. Bagaimana mungkin berperang dengan imperium terbesar dan memiliki pasukan elit yang terlatih hanya dihadapi dengan pasukan yang jumlahnya sedikit.
Ketika mereka meminta tambahan bala tentara kepada Khalifah, hanya dikirim seorang lelaki sebagai tambahan pasukan.
Pasukan saling berpandangan satu sama lain menyaksikan kondisi yang tidak wajar. Mereka semua manatap Khalid membutuhkan jawaban.
Menyaksikan kebingungan pasukannya, Khalid langsung memberikan instruksi dengan suara lantang, “Wahai kaum muslimin, siapkan diri kalian untuk menghadapi pasukan Persia. Karena bala bantuan telah tiba, ia adalah Al Qa’qa bin Amr At-Tamimi.”
Abu Bakar mengatakan, “Seorang Al Qa’qa dalam pasukan lebih baik dari seribu orang dan tidak akan kalah pasukan yang didalamnya terdapat Al Qa’qa.”