Miris. “Prestasi” 3 Tahun Leader Paytren Yusuf Mansur Hanya 4 Camit
Setelah artikel Mantan Leader Paytren : “Saya Tergoda dan Terjebak” (https://thayyibah.com/2021/03/03/42576/mantan-leader-paytren-saya-tergoda-dan-terjebak/) tayang di media ini, penulis masuk dalam whatsapp grup (WAG) Paytren Medan Community. Rupanya, WAG yang dibuat untuk media komunikasi pengguna Paytren di Medan dan Sumatera ini bisa dimasuki oleh siapa saja dengan mengkases link https://chat.whatsapp.com/LLdebDaZNX0EnpsVEuJjAC tanpa perlu mendapat persetujuan dari admin WAG itu.
Penulis bergabung di WAG itu pada 25 Februari 2021. Di WAG yang dibuat pada 9 September 2020 itu, sampai hari ini bergabung 107 anggota. Beberapa diantranya sudah meninggalkan WAG ini. Admin grup mewanti-wanti, bahwa WAG itu dibuat untuk sharing tentang bisnis Paytren. Niatnya untuk membangkitkan semangat dan kejayaan Paytren khususnya di Medan dan Sumatera Utara. Diperingatkan, jika ada yang memposting hal hal lain selain Paytren makan akan dikeluarkan dari grup.
Namun kenyataannya lain yang ditemukan penulis. Setelah lebih dari sebulan bergabung di situ, terlihat postingan anggota tentang Paytren kurang dari 10 kali. Itupun hanyaa membagi informasi dari officer.treninet dua kali. Kemudian satu anggota bernama Dedy Hakim memposting informasi komisi Paket Builder dia sebesar Rp. 25 ribu. Ada satu postingan tentang rencana live di FB Treninet chanel layaknya acara motivasi ala MLM. Acara yang hanya heboh-heboh dengan thema bombastis dan suara pembicaranya yang bising penuh hore-hore.
WAG ini hanya ramai membicarakan rencana mereka mendirikan sebuah minimarket di Medan, Treni Mart. Sampai Senin (29/3) ini ada 32 orang yang bersedia menyerahkan modal. Empat orang diantaranya bersedia akan menyerahkan Rp. 2 juta, sedangkan lainnya hanya bersedia di angka Rp. 1 juta. Artinya untuk rencana mendirikan mini market yang diniatkan sebagai pesaing Alfamart, Indomaret, 212 Mart dan sebagainya di Kota Medan ini, anak buah Yusuf Mansur ini baru akan mengumpulkan modal sebanyak Rp. 36 juta. Wow..!
Sampai pada Ahad (28/3) malam, penulis mengeluhkan sepinya pembicaraan soal Paytren di WAG Paytren Medan Community ini. Keluhan penulis ini ditanggapi oleh hanya seorang anggota bernama Muhammad Rizky Pratama yang memiliki nomor 082166832411.
Rizky mengaku sebagai leader Paytren di Labuhan Batu, Sumatera Utara. Dia bergabung dengan Paytren pada September 2018. Saat ini, setelah dua setengah tahun jalani bisnis Paytren, Rizky “mampu” merekrut 13 mitra. Jika ke-13 mitra itu direkrut langsung oleh Rizky, maka dalam dua setengah tahun ini Rizky memperoleh penghasilan sebesar Rp. 975 ribu!
Lalu, dari 13 orang mitra Rizky itu, penulis bertanya berapa banyak mitra baru yang bisa mereka rekrut lagi? Mungkin Rizky mau menjawab, mereka tidak dapat mitra baru. Tapi dengan diplomatis dia menjawab, “Semua tergantung mitranya sendiri. Jika mereka mau aktif dan terus mengikuti arahan saya Insya Allah rata-rata dapat penghasilan.”
Seperti yang diketahui, sebagai bisnis moneygame yang sudah diharamkan para ulama, penghasilan utama dari seorang pekerja Paytren adalah dari kemampuan merekrut mitra baru. Keuntungan lainnya adalah dari selisih penjualan produk Paytren.
Rizky adalah tukang pangkas rambut di daerah Cikampak, Labuhan Batu Selatan. Dia bercita-cita membuat barbershop. “Jika punya modal,” begitu Rizky menjawab ketika ditanya kapan bisa bikin barbershop itu.
Rizky belum menikah. Masih usia anak kuliahan. Dia mengaku menggunakan Paytren untuk keperluan sendiri saja. Seperti mengisi pulsa handphone dan membeli token listrik. Sayang, Rizky yang dalam gambar profil WA menyebut dirinya sebagai ‘Digital Preneur’ dengan gaya “pengusaha” ini tak mau sebut berapa besar pemakaian pulsa dan token listrik untuk kediamannya.
Di WAG Paytren Medan Community juga ada Gatot Suroso. Gatot memiliki nomor hp 087769063176. Dia gabung dengan Paytren sejak 24 Januari 2018. Lebih dari tiga tahun kemudian dia “berhasil” merekrut 4 camit (calon mitra). Miris memang. Lalu, bagaimana penjualan produk Paytren? “Kalo itu, ada yang order baru dipesankan,” jawabnya. Gatot kemudian diam ketika ditanya, “Memang ada yang order?”
Lain halnya dengan Warti, anggota WAG itu lainnya. Dia jadi anggota Paytren sejak tahun 2019. Hampir tiga tahun di Paytren, Warti mampu merekrut sekitar 10 orang. “Tapi semua pada gak aktif lagi,” begitu keluh Warti yang memiliki nomor 081361144541.
Begitulah, Muhammad Rizky Pratama, Gatot Suroso dan Warti, tiga pengusaha besutan Yusuf Mansur dari Sumatera Utara. Mimpi menjadi orang kaya dengan Paytren seperti menggantung asap.