Thayyibah
Oleh: Joko Intarto
Dalam menjalankan misi dakwahnya, Muhammadiyah menerapkan strategi mirip yang dilakukan pelatih legendaris Franz Backenbauer yang terkenal dengan istilah ‘total football’. Semua lini digerakkan. Semua media digunakan.
Pada masa pandemi, media dakwah yang efektif adalah media digital. Maka konten-konten digital pun diproduksi terus-menerus agar dakwah tidak ikut berhenti gegara pandemi.
Siang tadi produksi dilakukan di halaman parkiran Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jl Menteng Raya No 62, Jakarta Pusat. Satu tim produksi dengan peralatan sederhana merekam host dan penyanyi yang memainkan gitar akustik.
Matahri tengah malu-malu. Mendung menggelayut. Sepertinya hendak hujan. Saat seperti ini paling bagus untuk rekaman di tempat terbuka. Tidak ada sinar matahari langsung. Tapi sinar cukup terang.
Penyanyi baru selesai melantunkan sebuah lagu ketika butiran air mulai turun dari langit. Presenter segera menutup acara dan… bresssss! Hujan kian deras.
Crew berlarian menyelamatkan kamera ke dalam mobil Avanza yang pintu belakangnya dibiarkan terbuka.
Begitulah kondisi TV dakwah hari ini. Manajemennya berusaha terus menghadirkan pesan-pesan kebaikan walau sepi iklan. Salut untuk TVMu yang terus berkarya di tengah kesulitan dan keterbatasan.
