Oleh: Akmal Burhanuddin Nadjib
Hasan Al Basri pernah menyewa porter (kuli panggul) untuk membawa barang yang dibelinya dari pasar menuju ke rumah. Sepanjang perjalanan tidak ada kata yang didengar dari kuli panggul oleh Hasan Al Basri kecuali hanya 2 kalimat : Alhamdulillah dan Astagfirullah.
Ketika sudah sampai di rumah, Hasan Al Basri membayar upah kuli panggul tersebut dan bertanya tentang 2 kalimat yang dibaca sepanjang jalan.
Kuli panggil itupun menjawab, “Hidup saya seluruhnya bersama Allah dalam dua kondisi. Kondisi nikmat yang selalu Allah berikan kepada saya, sehingga saya selalu mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Kondisi terkadang dimana saya lalai, sehingga saya selalu beristighfar (meminta ampun) kepadaNya.
Setelah mendengar penjelasan kuli panggul tersebut, Hasan Al Basri langsung memukul telapak tangannya sambil berkata, “Kuli panggul ini lebih faham dari dirimu wahai Hasan”.
Puncak dari pemberian Allah kepada seorang hamba bukanlah kebahagiaan (sa’adah). Karena kebahagiaan adalah perasaan yang sementara dan cepat berlalu. Puncak pemberian Allah kepada seorang hamba adalah rasa ridho (kepuasan).
Allah tidak katakana kepada Rasulullah:
ولسوف يعطيك ربك فتسعد ..
“Tuhanmu akan memberimu sehingga kamu akan bahagia (saadah)”.
Tapi yang Allah katakan kepada Rasulullah adalah :
ولسوف يعطيك ربك فترضى
“Tuhanmu akan memberi kamu, dan kamu akan Ridho (puas)”.
Semoga Allah selalu menanamkan keridhoan dalam hati kita semua.