Oleh: Acil Andre Effendi
Ciri khas mereka berjenggot, berjubah, bergamis, jinjing atau gendong tas. Suka ketuk rumah orang, pindah dari masjid ke masjid, dari kampung ke kampung, bawa tabung gas, bawa kompor, bawa peralatan dapur, kitab terjemahan. Rata-rata mereka orang awam, kadang campur ‘ulama’, ustadz, hafizd dan banyak lagi ciri khas lainnya.
Nama sebutan mereka beragam. Mungkin pernah dengar dengan nama-nama ini : Jama’ah Tabligh, Jama’ah Khuruj, Jama’ah Kompor, Jama’ah Da’i, Jama’ah Kebun Jeruk, Jama’ah Kerincing, Jama’ah Temboro, Jama’ah Jenggot dan banyak lagi sebutan lainnya di setiap daerah.
Beragam pula tanggapan orang terhadap mereka. Ada yang mengganggap sesat. Ada yang mengatakan teroris. Ada yang menuduh tidak nafkahi keluarga. Ada yang bilang, “ajak kok orang Islam kenapa bukan orang kafir.” Ada yang berfatwa, “dakwah dulu keluarga sendiri baru orang lain.” Ada yang memfitnah, mereka tidak berilmu. Dan lain sebagainya.
Mereka datang dan mengajak manusia taat kepada Allah (da’wah Ilaa Allah). Belajar ilmu agama (ta’lim wa ta’lum), menghambakan diri kepada Allah (dzikir wal ibadah) melayani ummat (khidmad).
Mereka adalah orang-orang yang ketika diusir, dihina, dilempari, diejek, disesatkan, difitnah, dijelekin dan sebagainya. Tapi mereka tidak membalas, baik secara lisan maupun tulisan. Mereka malah banyak merasa bersalah, mereka malah memperbanyak istighfar kepada Allah. Malamnya mereka menangisi dosa, dan menangis mohon hidayah.
Mereka bukan siapa-siapa. Mereka duhulu seorang mantan pidana, mantan narkoba, mantan preman, mantan gengster, mantan musisi, mantan artis dan sebagainya. Mereka sudah berkorban siang dan malam demi itu, hidupnya bergelimang dosa. Sehingga tidak sedikit dari mereka di temukan tato di tubuhnya.
Hari ini mereka diberi hidayah oleh Allah sebab da’wah. Akhirnya mereka mau belajar kenal kepada Allah, belajar kenal dengan ilmu agama, belajar cinta kepada sunnah Rosulullah Shollallahu Alaihi wasallam. Bahkan mereka mau belajar berkorban diri dan hartanya untuk agama.
Jika mereka datang ke tempatmu,
Janganlah cepat berfikir negatif, ikut-ikutan mencaci, menghina, mengusir, menyesatkan dan lain-lain. Karena malamnya mereka diam-diam mendo’akan anda agar mendapat hidayah. Bukankah itu yang pernah di buat oleh Rosulullah Shollallahu Alaihi Wasallam..?
Jika anda seorang ustadz, ajari mereka ilmu agama. Jika anda seorang hafidz, ajari mereka membaca Al-qur’an. Jika anda seorang ulama, ajari mereka cara berda’wah. Jika smanda seorang umaro, dukung dan ambil bagianlah dalam kerja mereka.
Mereka datang tidak dibiayai oleh siapapun. Mereka idak meminta dan mengharapkan dana apapun. Mereka datang belajar untuk meluangkan waktu dengan mengorbankan harta dan dirinya demi agama. Mereka rela meninggalkan sementara kecintaannya pada perkara dunia, istri, anak dan keluarga demi agama. Mereka datang tanpa diundang, mereka juga akan pergi tanpa menunggu diusir.
Tapi kepergian mereka membawa nama anda dalam doanya. Di lisan mereka selalu terucap lafadz Ya Allah Hidayah, bukan untuk siapa-siapa, untuk dirinya, keluarganya, saudara-saudaranya, (termasuk anda) dan ummat diseluruh alam.