Oleh: Setiardi Reborn
Barangkali ini soal retjeh, ranah domestik. Tapi ijinkan saya mengembalikan kata pada makna sesungguhnya.
Seorang artis diviralkan sebagai ‘pelakor’ — perebut laki orang (?). Banyak serangan padanya. Bahkan ada yang nyinyir terkait hijab dan lagu nuansa Islamnya. Status ini saya buat bukan untuk membela semata. Ini generik. Berlaku umum. Sekali lagi, ingin mengembalikan makna kata.
***
Diksi ‘pelakor’ itu sangat peyoratif. Seakan jahat. Sebagai orang Islam, tak seharusnya kita memakai kosa kata itu. Islam mengatur jelas soal pernikahan. Dan Islam membuka pintu poligami. Seorang suami boleh punya empat istri sekaligus. Itu aturan Qur’an. Titik. Jika Anda Islam, dan menganggap aturan itu keliru, Anda menyelisihi Qur’an. Itu salah satu kriteria sudah keluar dari Islam.
Jadi, apa yang salah jika seorang lelaki punya istri lebih dari satu? Tak ada. Selama sah, memenuhi rukun nikah yang ditetapkan agama. Ijin dari istri bukanlah rukun. Ada, atau tanpa surat nikah dari KUA, pernikahan bisa sah. Orang Islam ikut kaidah fiqh. Itulah yang akan dimintai pertanggung-jawaban di Yaumul Hisab.
Jadi, kalau merusak seorang Muslimah sebagai ‘pelakor’, berhati-hatilah. Bisa jadi kita menyelisihi aturan Allah dalam Qur’an. Lagi pula, beberapa hal memang sudah menjadi ketetapan-Nya. Salah satunya: jodoh.
Barangkali ini soal retjeh.