Oleh: Gus Nur
Malam ini mendadak viral di medsos orang yg melaporkan Ust. Ismail Yusanto dengan tuduhan menyebarkan paham Khilafah ala HTI dan yang dijadikan korban nggak tanggung-tanggung Masyarakat Indonesia.
Rasanya pengen ketawa dan rada sedih juga. Ketawanya karena yang lapor nggak ngerti apa itu Khilafah. Ibarat jomblo gak pernah kawin ditanya “gimana rasanya malem pertama?” Ya, ruwet dong…
Sedihnya yang dijadikan delik laporan adalah karena Khilafah. Padahal kata tersebut terucap lewat Lisan Mulia dari Nabi Muhammad saw, “Tsumma takuunu khilaafatan ‘alaa minhajin nubuwwah” (Kemudian bakal ada khilafah diatas metode nubuwwah) terlampir pada Musnad Ahmad.
Kok, ya nggak sekalian ngelaporin Imam Ahmad selaku periwayatnya, atau Nabi Muhammad saw sekalian orang yang pertama kali mengucapkan kata Khilafah. Karena term Khilafah atau Khalifah itu disebutkan dalam banyak hadits, dituangkan dalam banyak kitab dan merupakan salah satu syari’at Islam. Melaporkan Ust. Ismail Yusanto karena menyebarkan term Khilafah sama saja menentang syariat. Menyuruh agar syariat tidak diajarkan. Lah, itu sama juga menantang Allah SWT Sang Pembuat Syariat.
Beuh… serem banget, Allah ditantang, setan saja yang durhakanya kayak gitu nggak berani…
Tapi ya, udahlah terusin saja… karena suwer saya juga penasaran orang yang menentang Allah terang-terangan itu endingnya kayak apa. Mungkin bisa kayak PM lsrael yang koma belasan tahun, atau kayak Mustofa Kamal yang matinya nyungsep di kotorannya sendiri. Atau anak istrinya yang… entahlah, gak tega mbayangin.
Kalo dari sisi personal yang dijelaskan hadits, penentang Allah itu akan hilang barokah hidupnya dan mati nggak bawa iman. Na’udzu billah.
Pagi ini tetep ngopi yang pahit, sambil ngasih nasihat pemuda-pemuda yang ikutan emosional. Bahwa Allah itu Khobiir, mengetahui dengan detiil banget rekayasa mereka, niatan mereka, backing mereka dan apapun yang mereka lakukan. Dan Allah juga memiliki skenario sendiri dengan membiarkan mereka seperti itu.
Jadi kalo ada orang yang lapor karena lapar, lapor saja sendiri kepada Allah sebagai pihak yamg di dzalimi. Karena doanya madzlum itu sangat mustajab. Beres deh..!