Oleh: Gus Nur
Ada sebuah dawuh Hadratusysyekh KH Abdul Alim bin Kiai Abdul Djalil yang dikutip dari buku jejak langkah Masyayikh Sidogiri, beliau menyampaikan:
Yo pinter-pintero, tapi liwato rel. Lamun pinter ndak liwat rel, yo glimpang! (Pandai-pandailah, tapi tetap harus pada jalur yang benar. Jika pandai tapi keluar jalur, bisa terguling)!”
“Yo istiqomah ae. Istikomah iku kan luzûmut-thâ‘ah” (Istiqamah saja. Istiqamah itu selalu konsisten pada ketaatan).”
Pinter harus, brillian dianjurkan. Tapi rel kita tetaplah syariat Islam. Jangan menyimpang dari syariat. Sebuah kaidah menyebutkan “Al-hasan maa hassanahu as-syar’u, wal qabih maa qabbahahu as-syar’u” (Baik itu adalah apa yg di sifati baik oleh syariat. Dan buruk itu adalah apa yg disifati buruk oleh syariat).
Kalau syara’ sudah bilang baik, maka itu pasti baik. Walaupun bertentangan dengan rasio kita. Kalau syara’ sudah bilang buruk, maka itu pasti buruk bagi kita. Walaupun rasio kita menduga itu baik sekali.
Dan yang dinamakan tho’at itu adalah menjalankan perintah Allah. Yg termaktub dl Alquran dan Alhadits. Semaksimal kemampuan kita. Dan tho’at itu adalah lawan dari kata maksiat.