Oleh : Gus Nur
Untukmu yang mengira berkeluarga, hanya untuk cita-cita dunia. Dan untuk orentasi yang bertumpu kepada harta dan kedudukan di hadapan manusia.
Hari itu, lelah telah mendera. Tantangan dakwah menuntut kemana-mana. Kekurangan dan kemiskinan menjadi sahabat dakwah yang setia. Sampai ibunda Khodijah yang sedang menyusui Fatimah tak luput juga.
Saat Rasululloh saw masuk rumahnya yang bersahaja. Mendapati istrinya sedang menimang tidur Fatimah Az Zahra. Maka Rasululloh saw mengambil Fatimah, diletakkan ditempat tidur, kemudian Rasululloh saw berbaring dipangkuan Khodijah, karena lelah yang sangat dalam menyampaikan dakwah.
Sayyidah Khodijah membelai Rasulullah dengan kasih sayang. Tak terasa air mata Khodijah menetes di pipi Rasululloh saw yang membuat beliau terbangun.
“Wahai Khodijah, kenapa menangis? Apakah menyesal menikah denganku? Dulu kamu wanita yg sangat terhormat, mulia dan hartawan. Tapi sekarang kamu telah dihina orang, semua menjauhimu, seluruh harta kekayaanmu habis. Apakah kamu menyesal wahai Khodijah?”
Khodijah menjawab : “Wahai Suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang aku tangisi, dulu aku memiliki kemuliaan tapi seluruh kemuliaan itu aku serahkan pada Allah dan Rosul-Nya. Ddulu aku punya kebangsawanan tapi kebangsawanan itu pun aku serahkan untuk Allah dan Rosul-Nya. Dulu aku memilki harta kekayaan, tapi seluruh harta kekayaan itu pun aku serahkan untuk Allah dan Rosul-Nya. Wahai Rosulullah, sekarang aku tak memiliki apa-apa lagi, tapi engkau terus memperjuangkan agama ini, sekiranya aku meninggal nanti, sedang perjuanganmu belum usai dan engkau hendak menyeberangi lautan atau sebuah sungai, sedang engkau tidak memiliki rakit atau jembatan, maka galilah lubang kuburku dan ambillah tulang-tulangku, jadikanlah sebagai pegangan untuk menyeberanginya dalam rangka menyampaikan risalah-Nya. Ingatkan mereka akan kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang haq, ajak mereka kepada Islam!”
Sebuah jiwa mulia yang langka. Yang tidak merasa cukup berjuang di jalan Allah dengan tenaga, status dan harta. Bahkan semangat itu menggerakan sebuah pengorbanan sampai pada tingkatan di luar logika.
Inilah cahaya bak pelita. Yang menyinari gelapnya perjalanan dunia dengan keteladan taqwa. Agar belajar setiap keluarga. Bukan hanya menjadi pasangan dunia. Tapi menjadi pasangan sampai ke surga. Dengan segala perjuangan dan usaha. Menjadi pasangan di dua masa.
الحب ان تحلم العيش معها فى الجنة
لان وجودكما فى الدنيا ليس كافيا
Cinta itu, engkau mengharapkan hidup bersamanya di surga,
Karena keberadaan kalian berdua di dunia tidaklah cukup.