Jumat, 19 Juni lalu, seorang warganet dengan nama Davy Byanca membuat status pada akun facebook-nya. Dia menulis : “Ada mualaf yg berbisnis ngupi sepuasnya, bayar seikhlasnya. Ada ‘ustadz’ yg berbisnis ‘maksa’ jamaah ikhlas sedekah utk dirinya”. Status dari pemilik akun yang dikenal sebagai pengacara top di Jakarta ini kemudian mendapat banyak komentar dari warganet.
Meski tak menyebut nama dalam statusnya, warganet langsung menebak, ‘mualaf’ yang dimaksud Dav Byanca adalah Steven Indra Wibowo alias Koh Steven. Dia adalah pemilik kedai kopi atau kafe terkenal di Bandung, yakni Kedai Kopi Coger. Di kedai kopi ini, pengunjung boleh menikmati kopi serta minuman dan makanan lain sepuasnya. Setelah itu disilahkan membayar seikhlasnya dengan menulis sendiri jumlah yang ingin dibayar.
Koh Steven makin dikenal masyarakat setelah Covid-19 melanda Indonesia. Pendiri dan pimpinan Mualaf Center ini menjual hampir seluruh hartanya untuk membantu pemerintah menangani dampak pandemi wabah Corona atau Covid-19. Dia telah menjual dua rumah, tujuh mobil, tiga motor gede (moge) miliknya. Menyusul kemudian satu rumahnya di Salatiga, Jawa Tengah. Ia lebih memilih tinggal di rumah kontrakan sederhana di Yogyakarta bersama tim-nya, sedangkan keluarganya diungsikan ke rumah mertuanya di Bandung.
Bukan hanya itu, Koh Steven juga menggagas program yang diberi nama Ketahanan dan Kecakapan Pangan. Ia membeli sawah ribuan hektare di berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya, supaya ia bisa memanen padi untuk mempersiapkan ketahanan pangan selama pandemi Corona Covid-19 berlangsung.
Kenapa Koh Steven memilih mensedekahkan hampir semua hartanya untuk kepentingan masyarakat? Ini karena soal pandangannya terhadap harta. Bagi Koh Steven, harta yang dimiliki hanya titipan Tuhan, sehingga suatu saat pasti kembali. Ia meyakini, ada dua cara harta kembali ke Allah. Pertama, dalam keadaan dipaksa karena suatu musibah. Kedua, mengembalikan dalam bentuk sedekah. Koh Steven kemudian memilih cara yang kedua.
Juga tentang Kedai Kopi yang dia dirikan. Menurutnya, tidak semua orang dapat merasakan kenikmatan kopi. Itu karena mereka tidak mampu membeli kopi dengan berbagai macam racikan. Banyak orang yang terbilang kelas perekonomian bawah, hanya dapat menikmati kopi saset saja.
Karena itu dia mendirikan Kedai Kopi Coger ini agar kopi dapat dinikmati semua kalangan. Selain itu, untuk kedai kopi ini Koh Steven mempekerjakan dhuafa untuk bertani kopi, dan juga anak-anak jalanan sebagai penjaga atau pembuat kopi di kedainya.
Koh Steven mencetuskan pembayaran seikhlasnya pada Kedai Kopi Coger miliknya ini agar bisa membuka mata para pengusaha sehinga percayakan setiap rezeki halal kepada Allah SWT.
Siapa Ustadz itu?
Pada bagian lain warganet juga langsung menebak, bahwa ‘ustadz’ dalam status Davy Byanca itu adalah Yusuf Mansur. Ustadz yang mendirikan sekolah berbayar mahal dan selalu mengaku diri sebagai pengusaha namun terus meminta sedekah. Seperti yang disebut oleh warganet bernama Provoost Julianto Sofian. Dia menulis dalam komenternya, “Itu Ustad Kapiran… Dagang Berdalih Jariah.”
Warganet lainnya, Jimmy Prambudi menulis, “Itu kan si ucup yg maksain ibu2 pengajian serahkan perhiasan2 mereka yg lagi dipake….memang menjijikkan…”
Begitu juga dengan Delilah Zulkarnaen. Warganet ini menulis, “Yusuf mansur tuh suka maksa cicin kawin dipaksa dgn sedikit hipnotis he he…..utk disedekah”.
Cukup mengejutkan adalah komentar dari warganet bernama Othman A Karim. “wk wk. wk. saya di suruh investasi buat film… gak laku. taunya bikin kost2 di tangerang”, begitu dia menulis setelah beberara warganet sebelumnya menulis nama Yusuf Mansur sebagai ‘ustadz’ yang dimaksud.
Masih tentang Yusuf Mansur, warganet yang bernama Fathimah Evely Loebis menulis, “Zaman dulu para ulama dan ustad hidup apa adanya sekarang apa aja ada…..mewah”.
Sedangkan tentang Koh Steven dan Yusuf Mansur ini, Nita Belzizo menulis, “Koh Steven mantap … si ucup zonk”.