Oleh : Oleh Rianti Ibrahim
Dahulu jalanan adalah rumahnya, cukup kenyang bukan karena makanan, tapi dari pukulan, tendangan, lemparan batu, ayunan kayu. Beruntung dia bisa menghindar.
Saat dipungut dari jalanan ia diberi makan dan tempat yang layak oleh seorang yang mengasihinya. Dengan tatapan mata yang tajam pada tuan barunya, ia seolah berjani akan memberikan seluruh hidupnya.
Suatu hari. Ketika nafas tuannya habis, dia tidak memilih untuk tetap tinggal di rumah yang nyaman dengan makanan yang layak, tapi ia memilih untuk tinggal menunggui makam tuannya hingga akhir hidupnya. Sampai tubuhnya basah terguyur hujan dan mengering terbakar matahari.
Hati kecilku bertanya-tanya, apakah seekor kucing lebih mengerti arti dari komitmen pada janji daripada kita manusia yang katanya lebih berahklak dan beretika?
Janjinya telah ia tunaikan.
(Dari akun Fatikha Ratna)