Syatiri Matrais, Lc, MA
Saat ini batin kita terasa tidak memiliki kekuatan. Daya upaya telah kita kerahkan, pikiran telah dicurahkan semaksimal mungkin. Mayoritas manusia di dunia saat ini sedang galau hati, resah, gelisah, takut terhadap wabah virus Covid 19. Seluruh kepala negara yang negerinya terindikasi mewabahnya virus ini mengambil kebijakan emergency. Kebijakan ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, kesehatan dan pendidikan mencari alternatif dan solusi menghadapi penyakit yang berbahaya ini. Status penyakit ini sudah stadium akhir (pandemi) terindikasikan pada titik bencana alam (force mejure). Covid 19 bak tamu yang datang tiba tiba, merusak sendi kehidupan. Manusia meratap, mengiba, mohon pada Sang Pencipta agar diberikan jalan keluar dari virus ini.
Virus ini membuat kalang kabut seantero dunia. Pemerintah mengambil kebijakan yang berdampak pada sektor ekonomi. Devisa negara sudah mulai oleng. Rumah sakit membuat kamar isolasi untuk pasein terinfeksi Covid 19. Antisipasi pencegahan berbagai macam cara, mulai dari Alat Pelindung Diri (APD) seperti penggunaan masker, hand sanitizer, sampai pada prilaku keseharian; seperti pelarangan berkumpul yang melibatkan banyak orang, berjabat tangan berubah bentuk dan macamnya. Para ulama membuat kebijakan lewat fatwa agar ibadah yang melibatkan jamaah dihentikan sementara. Sampai pelaksanaan shalat Jumat digantikan dengan shalat zuhur di rumah. Sekolah dan perguruan tinggi juga diliburkan.
Cara pencegahan virus Covid 19 ini sudah dilakukan dengan berbagai cara. Sekarang tinggal kepasrahan kepada Sang Pencipta.
Tentang hal ini Rasulallah telah mengajarkan . Sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi dari Abdillah bin Abbas , Rasullah bersabda,
يا غلام ، إني أعلمك كلمات : احفظ الله يحفظك ، احفظ الله تجده تجاهك ، إذا سألت فسأل الله ، وإذا استتعنت فاستعن بالله ، واعلم ان الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء ، لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك. وإن اجتمعوا على أي يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك ، رفعت الأقلام وحفت الصحف .
“Wahai pemuda, aku akan ajarkan kalian beberapa kalimat: Peliharalah (perintah dan larangan) Allah. Niscaya kamu akan dipelihara olehNYa. Jagalah hal yang diharamkan, niscaya kamu akan diperhatikan oleh Allah. Jika kamu meminta, maka mintalah kepadaNya. Jika kamu mohon pertolongan, mintalah pertolongan itu kepada Allah. ketahuilah jika suatu umat berkumpul untuk berbuat suatu kemanfaatan kepada kamu, maka kemanfaatan itu tidak berarti jika belum Allah tuliskan. Begitupun jika suatu ummat berkumpul berbuat suatu kemudharatan, maka kemudharatan itu tidak akan terjadi kecuali telah Allah gariskan. Tulisan tulisan telah diangkat dan lembaran lembaran telah mengering.” (HR. Tirmudzi).
Kini, manusia di seluruh dunia dilanda kekacauan. Bagi Muslimin semua ini adalah takdir Allah dan merasa betapa manusiabegitu kecil dan lemah hanya dengan makhluk yang kecil bahkan tidak terlihat, bernana virus Covid 19.
Allah sudah hamparkan kemurahanNya, mohon dan mintalah kepadaNya. Semua akan ditundukkan, bahkan wabah Covid 19 yang saat ini melanda, mewabah dan mengganas, akan ditaklukkan olehNya. Tetapi ada satu syarat mendapatkan perlindungan Allah, yaitu menjaga perintahNYaah, jauhi laranganNya. Menerapkan hukum yang ditentukanNya.
Sebagai Muslim, kita juga harus menjaga sahwat perut dan kemaluan. Pergunakan nikmat Allah secara proporsional dan profesional. Syukuri akan nikmatNya. Nikmati dengan tulus PemberianNya, banyak maupun sedikit. Makanlah yang telah dihalalkan. Jauhi binatang dan hewan yang diharamkan. Jika mengkonsumsi sesuatu yang diharamkan, takutlah akan kemurkaanNya. Karena makanan dan minuman yang baik, sudah disediakan. Makanlah yang baik dan jangan berlebihan. Jika makan dengan satu roti sudah cukup, mengapa harus dua roti dihabiskan?
Jauhi syahwat kemaluan dengan meninggalkan sesuatu yang diharamkan. Hindari perzinahan, penyimpangan dan pelecehan seksual. Ingat akan kaum nabi Luth, dihempaskan dan diluluhlantakkan.
Jaminan dn perlindungan Allah meliputi dua hal. Seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Rajab Hambali pengarang kitab Jami’ Ulum wa alhikam. Pertama, jaminan urusan dunia. Kedua , jaminan urusan agama.
Jaminan perlindungan urusan dunia, Allah pelihara badan dari sakit, pelihara anak dari fitnah, pelihara keluarga dari api neraka dan pelihara harta dari kufur nikmat. Bagaimana cara Allah melindungi diri manusia. Malaikat sebagai utusan Allah yang akan memelihara manusia dari bahaya dan petaka. Seperti yang dikatakan Mujahid, “Bahkan malaikat akan melindungi manusia di kala tidurnya dan saat bangunnya, dari gangguan jin, setan, manusia penggoda. Malaikat selalu berada dibelakangnya jika ada sesuatu yang mengganggunya. Kecuali takdir yang sudah ditentukan oleh Allah.
Kedua, pemeliharaan Allah dalam agama, sehingga terhindar dari subhat yang menyesatkan dan nafsu syahwat yang diharamkan. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Thabrani dikatakan, “Allah SWT berfirman, “Ada di antara hambaKu, imannya dijaga dengan kefakiran, justru jika diberikan kekayaan akan merusak nilai imannya. Ada juga di antara hambaKu, imannnya dijaga dengan kekayaan. Jika dijadikan fakir, imannya akan rusak. Ada juga hambaKu yang dijaga imannya dengan kesehatan. Karena jika diberikan rasa sakit akan merusak imannya dan sebaliknya ada di antara hambaKu, imannya dijaga dengan cara sakit. Karena jika diberikan sehat, akan merusak keimanannya. Bahkan ada di antara hambaKu yang melakukan kebaikan ibadah, tetapi Aku tahan, karena kalau aku berikan kemudahan ibadah, dia akan menjadi bangga dirinya. Akulah yang mengatur urusan hambaKu, Aku sangat tahu apa yang ada di hati mereka.”
Allah sebaik-baik Pemelihara (Al Hafidz). Dengan meninggalkan keburukan dalam hati, kejelekan dalam jiwa Insya Allah akan bisa meraih perlindungan Allah dari penyakit, kesulitan, kesusahan dan marabahaya. Wallhu A’lam.