thayyibah.com :: Banyak orang tua memiliki pemikiran yang kurang tepat. Mereka bangga sekali dengan kemampuan anaknya secara kognitif, atau yang biasa dikenal dengan prestasi akademik. Pada kenyataannya, di sekolah anaknya tumbuh menjadi pribadi yang maunya menang sendiri, “selfish”, dan kurang pandai bergaul. Sebaiknya, ada anak-anak yang memiliki kepribadian atau moral akhlak yang baik justru hanya di pandang sebelah mata, karena nilai akademiknya tergolong biasa biasa saja.
Selain itu, banyak yang pandai secara intelektual, tapi gagal dalam kecerdasan emosional. Banyak bukti bisa kita temukan, saat ini banyak terjadi penganiayaan, tawuran, Narkoba, dimana banyak dilakukan oleh anak dan remaja. Sebenarnya, banyak anak yang pandai. Tapi karena emosinya sulit dikendalikan, mudah terpengaruh lingkungan, sehingga tawuran menjadi salah satu saluran pelampiasan emosi dan ketidakmampuan mengendalikan emosi.
Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik adalah anak yang mampu mengelola emosinya dengan bijak. Ia mampu menyelesaikan permasalahannya dengan baik, berhati-hati dalam membuat keputusan, serta mampu mengontrol emosinya untuk diarahkan pada aktivitas yang positif. Tentu saja ketrampilan seperti ini tidak dapat diperoleh secara tiba-tiba. Membutuhkan waktu yang tidak singkat agar seorang anak memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik, biasanya memiliki kesadaran diri yang tinggi. Ia akan memahami perasaan orang lain, serta mampu mengevaluasi apa yang ada di dalam dirinya. Ia adalah pribadi yang pantang menyerah dalam menggapai apa yang dicita-citakan. Ia juga akan paham akan pengaruh dari setiap tindakan dan perkataannya kepada orang lain. Ia akan berusaha untuk tidak menyakiti hati orang lain, karena ia sendiri tidak mau disakiti orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik mampu memotivasi dirinya sendiri. Ia tidak mau bergantung pada orang lain dalam mencapai apa yang menjadi harapannya. Ia selalu berusaha menyelesaikan setiap konflik yang ia hadapi dengan kepala dingin. Anak yang terus mempertahankan kepribadian yang seperti ini, pasti akan mendapatkan keberhasilan di dalam hidupnya. Ia akan cepat bangkit saat mengalami kegagalan, dan mampu belajar dari kegagalan yang dia alami.
Memiliki anak yang berkepribadian seperti yang tertulis di atas memang tidak mudah. Membutuhkan pendampingan dan bimbingan yang intens dari orang tua. Orang tua tidak hanya hadir untuk mengajari, namun juga menjadi teladan. Orang tua akan dipaksa untuk bertingkah laku dan bertutur kata yang baik agar anaknya mau mencontoh orang tuanya. Dari kebersamaan dengan orang tua, akan tumbuh kasih sayang antara orang tua dan anak. Kasih sayang inilah yang akan mempererat hubungan yang saling mempengaruhi tanpa ada unsur memaksa. Anak mau melakukan permintaan orang tua dengan tulus karena tidak ingin membuat orang tuanya sedih atau kecewa. Sedangkan orang tua selalu berusaha tidak mengecewakan anaknya dengan menunjukkan perilaku dan perkataan yang baik.
Dari kasih sayang antara orang tua dan anak inilah kecerdasan emosi anak pertama tumbuh, dan merupakan tunas yang akan menentukan perkembangan emosi anak di masa depan. Orang tua memang memiliki peran yang penting dalam perkembangan kecerdasan emosi anak, terutama dalam hal keteladanan. Memberi keteladanan dari contoh yang baik dapat membentuk karakter terpuji pada seorang anak. Bagaimana pun anak lebih banyak belajar dari perilaku orang tua daripada kata-kata orang tua, walaupun terkadang orang tua kurang menyadarinya. Misalnya, banyak orang tua melarang anaknya terlalu lama nonton TV, namun pada kenyataannya orang tua sering nonton TV hingga larut malam. Hal ini tentu perlu dihindari, supaya perkembangan emosi anak bisa bertumbuh secara maksimal. Demikian tips dari Kak Zepe, semoga bermanfaat!
Kecerdasan Emosi anak bisa dikembangkan dengan banyak cara. Diantaranya adalah dengan media lagu dan dongeng anak, tentu saja dengan media dongeng dan lagu anak yang edukatif dan fun. Dongeng dan lagu anak dipercaya bisa menjadi sarana belajar yang menyenangkan.
Artikel: duniabelajaranak.id