Oleh : Nur Devi Rasita
Saya kelahiran Jakarta yang kini sedang berdomisili di Subang. Subang juga terdampak banjir besar (banjir terakhir 2014 silam). Orang tua dan mayoritas keluarga besar saya di Jakarta terdampak banjir (Jaktim, Jakbar dan Jakpus) tahun ini. Keluarga suami di Bogor juga ada yang terdampak banjir dan keluarga besar bapak mertua di Garut juga ada yang terdampak banjir. Tapi saya akan fokus ke Jakarta saja, karena nyaris tiap tahun kerabat kami ada yang terdampak banjir terutama yang di Kampung Makasar. Dan juga karena sudah lima generasi dari keluarga besar saya tinggal di Jakarta.
Sudah dari kemarin-kemarin saya ingin menuliskan ini, tapi saya perlu 2 hari bolak-balik akun Anies dan dinas-dinas di DKI serta bertanya ke kerabat yang bekerja di Pemda DKI untuk mengumpulkan informasi.
Atas nama keluarga dan pribadi, saya sangat mendukung Gubernur DKI sekarang mundur, jika curah hujan tahun lalu lebih hebat dari tahun ini tapi banjir Jakarta tahun ini malah makin parah, ini pasti ada apa-apanya. Buktinya curah hujan tahun ini memang makin menghebat di mana-mana, sehingga banjir hampir merata di semua kawasan di Indonesia. Saya setuju Anies munudur, jika dia hanya jualan slogan, jualan teori tanpa praktek, buktinya dia nggak diam.
Berikut sebagian data yang bisa saya jabarkan :
Sejak Anies dan Sandi, resmi dilantik, ada 10 akun twitter aktif milik Dinas DKI dengan berbagai peruntukkannya. Aktif di sini bukan berarti sering ngecuit, tapi begitu ada keluhan netizen di kolom komen semaksimal mungkin mereka respon di dunia nyata untuk menyelesaikan keluhan.
Ada 10 akun non dinas aktif, untuk mendukung keluhan masyarakat jika terjadi penumpukan di satu titik.
Kanal-kanal pengaduan ada 6 (perkota administratif dan pusat). Sejak banjir tahun lalu, akun-akun milik DKI juga aktif di IG, terutama @bpddkijakarta dan #cepatresponjakarta, juga #siaga112. Sadar nggak semua warga Ibu Kota bersosmed dan internetan, sejak resmi dilantik panggilan darurat 112 dan 119 makin diaktifkan, terutama panggilan 112.
Encang saya Baba Namin (sudah pensiun) dan Baba Sidiq (masih bertugas) bekerja di Dinas Pertamanan Kota, jaman dulu kalau sedang rehat nyambi jadi operator panggilan 112 tapi seringnya nggak melakukan apa-apa. Semua warga Jakarta tahu panggilan 112 , tapi dulu panggilan itu ‘do nothing’.
Sejak saya SD saya kenal nomer panggilan 112 karena ada disemua kalender keluaran pemda dan buku-buku agenda yang dijual toko-toko buku di bagian nomer-nomer penting. Pernah waktu kecil iseng nelpon ke sana yang bunyi cuma tut tut tut lalu tuuuuuuuut dan sepi.
Sepupu saya pernah jadi operator 112 tahun lalu , ia menyampaikan bahwa jaman Anies panggilan ini sehari bisa ribuan di hari biasa apalagi jika sedang ada banjir seperti ini. Operator hanya seperempatpuluh jumlah panggilan . Dan semua panggilan semaksimal mungkin direspon, bahkan panggilan seorang anak kelas 5 SD yang nggak bisa masuk rumah padahal sudah kehujanan dan kelaparan karena ortunya pergi, dia menelpon ke 112 dan petugas datang bantuin buka pintu rumahnya. Wah, benar-benar seperti dalam film.
Layanan panggilan darurat sejak Anies menjabat sudah membantu menyelesaikan 1.217 masalah Women and Children Abuse. Kaum saya yang terluka fisik dan psikis karena KDRT mendapat solusi yang adil, anak-anak terselamatkan jiwanya karena respon cepat dari panggilan 112. Bayangkan kesibukannya dimasa banjir seperti ini. Sepupu saya yang lain yang masih jadi operator bilang bak bunyi adzan di seantero dunia, dering telpon 24 jam nonstop.
Sadar di Jakarta banyak gang kelinci yang menyulitkan ambulance tidak mudah mengevakuasi korban, Jakarta menghadirkan Ambulance Motor. Pengendaranya paham medis dan motor dilengkapi alat medis memadai yang bisa dibawa pakai kendaraan roda dua.
SMS Blast diluncurkan juga tahun lalu untuk mengu]informasikan ke warga tentang ketinggian air di pintu air Manggarai agar warga bisa segera ambil tindakan
Di jaman Ahok, dia memasang banyak CCTV tapi maintanance minim jadi banyak rusak dan mubazir. Di jaman Anies CCTV diberdayakan maksimal. Tiap hari selama 24 jam, asal kita punya kuota dan sinyal baik, http://bit.ly/cctvbalitower bisa diakses untuk lihat kondisi Jakarta. CCTV di daerah adminitrasi juga ada.
Cuma di Jakarta hewan ternak dan hewan peliharaan menjadi prioritas penyelamatan sebagaimana manusia. Saking seriusnya khusus penyelamatan hewan ternak ada di 38 lokasi dan sudah 1131 ternak diselamatakan. Penyelamatan berupa pemeriksaan, pengobatan dan pemberian makan. Khusus hewan peliharaan ada 117 lokasi dan sudah 757 hewan diselamatkan
Khusus anjing dan kucing, DKI Jakarta menyediakan shelter di Sudin KPKP Jakpus, Sudin KPKP Jaksel, Sudin KPKP Jakbar, Sudin Jakut, Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan, UPT Pusat Data & Informasi Kebencanaan BPBD. Posko penerimaan bantuan untuk hewan ada di gedung Dinas Teknis Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat.
Saya lulusan peternakan, saya paham betul banyak lulusan fakultas peternakan dan fakultas kedokteran hewan memilih bekerja di Jakarta, karena mereka jadi aktif dan gajinya lumayan banget.
Semua informasi di atas rutin Anies sebar di akunnya beserta alamat dan contact person. Di kantor kelurahan juga ada bannernya gede banget. Masalahnya saat kita butuh bantuan kita lupa dan abai dengan kanal-kanal pengaduan dan informasi karena panik.
Dan semua info di atas tidak akan ditemui di provinsi lain. Karena nggak ada gubernur yang seribet Anies. Hinaan dan fitnah bertubi-tubi membuat dia memparipurnakan layanan untuk warganya. Kita seringnya jadi korban yang pasif, hanya menunggu dan menunggu. Kita hanya mencoba di satu kanal lalu pas responnya tidak baik kita nggak mencoba kanal yang lain.
Membenci Anies membabi buta sampai lupa Anies sudah mendapatkan 21 penghargaan dari nasional pun internasional. Opini WTP nya aja hampir menyamai rekor Kang Aher yang jadi Gubernur Jabar 2 periode Anies baru tiga tahun, dan pemberantasan korupsi di Pemda DKI mengungguli pemerintahan pusat.
(Artikel ini sudah diedit secukupmya tanpa mengurangi konten dan dipotong)