Oleh : Tatak Ujiyati
Pemprov DKI sedang membuat peta utilitas. Yaitu peta kabel-kabel atau pipa di bawah tanah di Jakarta. Belum ada lho yang punya peta semacam ini di Indonesia. Jakarta menjadi yang pertama.
Apa perlunya kita punya peta utilitas ini? Yaitu agar kita, masyarakat, tak terganggu aktivitasnya karena ada gali-gali trotoar/ jalan tak berkesudahan seperti selama ini. Yang terpenting agar hidup kita aman, karena kebocoran gas atau kabel listrik di bawah tanah akan lebih mudah dideteksi.
Juga agar pembangunan infrastruktur Pemprov DKI bisa lebih efisien. Lebih cepat dan lebih hemat anggaran. Karena, gali-gali trotoar dan jalan bisa diminimalisir. Karena pemberian ijin pembangunan infrastruktur jadi lebih cepat diberikan. Karena tidak ada lagi tumpang tindih pemasangan utilitas di bawah tanah. Karena Pemprov DKI akan lebih mudah mengawasi jika ada kerusakan.
Mas Anies memerintahkan dibuatnya peta utilitas ini karena melihat inefisiensi selama ini. Pengerjaannya sudah dimulai beberapa bulan lalu dan sekarang tinggal penyempurnaan. Minggu lalu saya ikut rapatnya di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pertanahan (DCKTRP). Peta kabel liatrik dari PLN, peta pipa air minum dari PD PAM, peta gas dari PGN, peta kabel telpon dari Telkom, peta serat optik dll – diplot di dalam peta struktur dalam sistem JAKARTA SATU.
Membuat peta utilitas ini tak sekedar menyatukan peta dari berbagai instansi ya. DCKTRP juga mengecek secara langsung fisiknya dg menggali di beberapa titik manhole. Juga memakai alat canggih (apa namanya saya lupa) yang bisa mendeteksi kabel-kabel bawah tanah hanya dengan pemindaian dari atas. Dan yang ajaib, ternyata alat itu telah dibeli tahun 2008 dan baru SEKARANG ini dipakai.
Banyak kemajuan dalam pembangunan Jakarta. Kalau saya bilang sih ini semacam titik penting (milestone) dalam penataan kota Jakarta. Pembuatan peta m ini adalah milestone ke 2.
Milestone ke 1 adalah penurunan kabel-kabel listrik, telpon dll yang semerawut di atas kepala kita ke bawah tanah, tapi masih sekedar dipendam. Jadi kalau mau menambah kabel atau mau perbaiki, trotoar atau jalanpun digali-gali lagi yang mengganggu pejalan kaki atau kendaraan.
Milestone ke 3, adalah ducting. Yaitu membuat rumah (tunnel) di bawah tanah untuk kabel-kabel itu. Ducting ini sudah dalam perencanaan dan juga sedang dikerjakan di DKI jakarta.
Bagaimana menurutmu inovasi Pemprov DKI Jakarta ini? Keren bukan. Walau mungkin tak populer ya karena inovasi ini tersembunyi dan tak berdampak langsung kepada kehidupan kita sehari-hari. Tapi ini adalah satu tahapan penting dalam pembangunan infrastruktur Jakarta.