Oleh: Tarmidzi Yusuf
Pasca putusan sengketa Pilpres di MK nama Yusril Ihza Mahendra keren abis. Banyak yang menduga Yusril bakal jadi Menteri di Kabinet Jokowi – Ma’ruf. Sebagai Ketua Tim Hukum Jokowi – Ma’ruf selayaknya Yusril jadi Menteri. Ternyata, nama Yusril tidak ada di daftar kabinet.
Pamor Yusril dan PBB kalah dengan PSI dan Perindo. Dua partai tersebut bersama PBB sama-sama gagal ke Senayan. PSI dan Perindo dapat Wakil Menteri. Perindo dapat Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sedangkan PSI dapat Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang. Dikirain Sekjen PBB juga dapat Wamen. Ternyata?
Semula saya menduga Yusril akan jadi Ketua Wantimpres. Dugaan saya meleset 100%. Nama Yusril tidak ada baik sebagai anggota apalagi Ketua Wantimpres yang kemarin Jum’at 13/12 dilantik.
Adakah pos tersisa untuk Yusril? Yang telah membela mati-matian Jokowi – Ma’ruf pada Pilpres 2019 dan sidang gugatan MK. Membuat mayoritas ummat Islam kecewa atas pilihan politiknya. Mungkinkah karena berjasa, Yusril dapat ‘hadiah’ sebagai anggota BPIP atau Kepala Badan setingkat Menteri? Duta besar rasanya tidak mungkin apalagi hanya Wakil Menteri. Paling banter, posisi setingkat Menteri. Entah dimana? Atau malah gigit jari tidak dapat apa-apa.
Yusril telah mempertaruhkan nama baiknya sebagai politisi yang mewarisi partai besar Masyumi karena telah mendukung Jokowi – Ma’ruf. Berbeda dengan arus bawah PBB partai yang ia pimpin. PBB terpental dari parlemen. Yusrilpun merana tidak dapat ‘apa-apa’ di kabinet.
‘Pengorbanan’ Yusril dan PBB tidak sebanding dengan yang diperoleh. Atau ada ‘komitmen’ dibelakang layar sebagai kompensasi dari ‘Pengorbanan’ Yusril dan PBB? Atau ada deal-deal rahasia elit tertentu agar Yusril tidak masuk kabinet? Wallahu A’lam. Hanya Yusril dan elit tertentu yang tahu.
Pengorbanan yang tak sebanding dengan nama besar PBB sebagai partai Islam. Menanggung beban berat karena mendapatkan ‘hukuman’ dari ummat Islam. Parlemen gagal. Eksekutifpun gagal. Rasanya PBB sulit bangkit akibat ‘ikhtiar’ politik Yusril. Hanya menjadi ‘pendukung’ dan ‘pembela’ tapi tidak mendapatkan apa-apa. Bagai pendorong mobil mogok, setelah jalan ditinggalkan.
Pertaruhan sangat mahal sebuah partai Islam dengan ikhtiar politik Yusril. PBB terpuruk. Yusril tenggelam. Ummat tidak percaya. Apes banget!
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. al-‘Ankabut: 64)