Breaking News
Gambar hanya ilustrasi tentanga Siti Maryam (Foto : Nuslis Babe)

Maryam, antara Maria dan Mirriam

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor}

Gambar hanya ilustrasi tentanga Siti Maryam (Foto : Nuslis Babe)

 

Dalam surah Maryam, (ayat 16 sd 34), Allah SWT berfirman tentang kelahiran Nabi Isa (alaihi salam). Di antara ayat-ayat itu, ada firman Allah yang menggambarkan rasa heran masyarakat waktu itu pada Maryam, ibunda Isa, sehingga mereka berkata, dalam firman Allah SWT:

يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا

“Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”. (QS Maryam: 28)

Pertanyaan menariknya, mengapa Maryam disebut sebagai “saudara perempuan” Harun?

Di berbagai buku tafsir, ada beragam penjelasan tentang Harun di ayat itu. Sebagian mufasir mengatakan, itu “metafora” untuk menjelaskan orang-orang yang ahli ibadah. Sebagian lagi, itu untuk menunjukan garis keturunan Maryam yang sama dengan Nabi Harun. Sebagian lain mengatakan, memang ada saudara laki-laki Maryam yang bernama Harun tetapi bukan Nabi Harun. Sebab jarak antara kelahiran Nabi Isa dan Harun (tentu juga Musa) ratusan tahun. Pendapat ini sekaligus menyimpulkan bahwa adalah boleh (dan baik) menggunakan nama Nabi sebagai nama anak keturunan kita.

Terlepas dari semua pendapat itu, ada hal lain yang patut diperhatikan. Yaitu, ketika Nabi Musa (alaihi salam) masih bayi dan dianyutkan di sungai Nil, lalu ditemukan keluarga kerajaan, namun dia tak kunjung mau menyusu. Singkat cerita, datanglah sang ibu menyusuinya. Siapa wanita berjasa yang mempertemukan kembali Musa dan Ibunya. Tak lain, dia adalah saudara perempuan Musa sendiri. Sehingga, sang Ibu berpesan kepada saudara perempuan Musa itu. Allah SWT berfirman,

وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

 “Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”. (QS Al-Qashash: 11)

Siapa saudara perempuan Musa (dan tentu juga saudaranya Harun) di ayat itu? Imam Ibn Katsir tidak menyebut siapa namanya. Imam At-Thabbari menyebutkan bahwa namanya adalah Maryam. Apakah dua Maryam ini adalah wanita yang sama sementara jaraknya sangat jauh?

Jika kita membaca sejarah Nabi Musa dalam Injil, ternyata memang ada wanita bernama Mirriam, dia bukan Bunda Maria atau Maryam ibunda Nabi Isa. Dalam keyakinan Yahudi (dan Nasrani), Musa itu tiga bersaudara: Musa (Moses), Harun (Aron) dan Maryam (Mirriam). Menurut mereka, semuanya adalah Nabi. Jadi di kisah Nabi Musa yang disebut Al-Quran agar mengikuti bayi yang dianyutkan itu nampaknya memang dimaksudkan sebagai Mirriam, saudara perempuan Musa dan Harun. Itu sebabnya Imam At-Thabbari menyebut nama saudara Musa dan Harun sebagai Maryam.

Tetapi, di ayat tentang kelahiran Nabi Isa, Maryam di situ adalah Bunda Maria, bukan Mirriam. Lalu mengapa Maryam (Maria) bunda Nabi Isa masih disebut sebagai saudara perempuan Harun? Nah penjelasannya di awal tulisan tadi.

Jadi Mirriam dan Maria adalah dua sosok yang berbeda. Hanya saja, dalam tulisan Arabnya ditulis sama: مريم.

Wallahua’lam bis showab.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur