Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor)
Tahukah Anda bahwa dalam sejarah Islam, pernah hidup seorang raja yang sangat kaya? Jika dihitung dengan kurs sekarang, kekayaan pribadinya setara dengan enam ribu trilyun! Dia adalah Musa Mansa (atau Musa Keita I), seorang raja di negeri bernama Mali, Afrika.
Menurut Ibnu Khaldun, Musa Mansa lahir sekitar tahun 1280 M dan meninggal di tahun 1337 M. Dia dikenal sebagai seorang yang dermawan dan mencintai ilmu pengetahun.
Pada tahun 1324, Musa pergi haji. Di zaman itu, perjalanan haji masih menempuh darat dan dibutuhkan waktu berbulan-bulan perjalanan. Musa membawa rombongan sebanyak enam puluh ribu orang, dua puluh ribu diantaranya adalah para budak. Pada setiap budak ditugaskan membawa 1.8 kg emas. Dia juga membawa enam puluh unta, dan masing-masing unta membawa sekitar 23 sampai 136 kg emas. Total perbekalan emas yang dibawanya adalah 34 ton!. Emas, bro… Emas!
Sepanjang jalan yang dilaluinya, dia memberi sedekah kepada fakir miskin berupa kepingan-kepingan emas. Dia mampir juga di Mesir dan memberi hadiah kepada raja Mesir ketika itu, Al-Nasir Muhammad, sebanyak 50 ribu dinar. Kedatangannya di tanah suci disambut gegap gempita. Seorang kaya raya dan dermawan menunaikan haji. Bahkan, untuk membeli oleh-oleh saja, dia membayar pakai kepingan emas.
Rupanya, akibat sikap kedermawanannya, semua wilayah yang dilalui Raja Musa mengalami inflasi. Harga emas menjadi murah karena ketersediaan emas melimpah dan harga-harga barang melonjak tajam. Dalam perjalanan balik dari Mekkah, dia bersedia membeli balik emas yang berlebih dengan harga yang wajar untuk menstabilkan ekonomi masyrakat. Konon juga, pada setiap daerah yang disinggahinya, dia membangun masjid. Di negeri kelahirannya, dia membangun masjid yang diberi nama masjid Djinguereber. Masjid itu berdiri kokoh hingga hari ini.