Karena Kamu Nggak Paham, Jadi Kamu Membenci
thayyibah.com :: Setahun yang lalu, saya masih sangat membenci sosok yang satu ini. “Anarkis, arogan, angkuh…” Begitu ku pikir.
Sepak terjang nya sering membuat saya mengurut dada sambil beristighfar.
Astaghfirullah al adzhim…begitulah saya yg awam menyikapi beliau. Bukan tanpa alasan, saya melihat beliau jauh dari nilai nilai Islami, suka kekerasan, dikit dikit beliau bilang “haram” maen razia, dll, dsb, dst. Dan itu bukan pandangan saya saja, namun juga sebagian besar teman teman saya.
Kebencianku pada beliau makin membuncah, ketika beliau berteriak lantang mengatakan haram memilih pemimpin non muslim. Dengan retorika nya yg menggebu gebu Gubernur Muslim untuk Jakarta, membuat rasa gak suka pada beliau makin membuncah. Aku mulai posting ketidak setujuanku pada nya via medsos. Tak kusangka, seorang sahabat ku mengomentari postingku.
Dia bilang, “Sophie, kamu harus banyak belajar tentang Islam. Bahwa Islam hanya bisa tegak berdiri setelah kita bisa menegak kan Amar ma’ruf dan Nahi Mungkar secara bersamaan. Banyak ulama kita yg terus menganjurkan kita untuk ber Amar Ma’ruf. Tapi seorangpun dari mereka yg mau meneriakan pada kita untuk ber Nahi Munkar. Selama kita hanya mau mengurusi Amar Ma’ruf tanpa nahi mungkar, selama itu pula Islam akan terus di injak injak.”
Aku membalas komen nya, “Teh, negeri kita ini dalam kondisi yg aman, damai dan tentram. Amar ma’ruf saja sudah cukup, tak perlu nahi mungkar. Itu mah alasan para teroris saja Teh…”
Dia membalas lagi, ” Ya Allah, Phie, ternyata kamu juga harus banyak meng Iqro, membaca dan mengamati. Benarkah negeri ini aman, damai tentram???
Semoga Allah memberi mu hidayah. Aamiin”
Perasaan saya mulai tidak enak dengan jawaban sahabat tadi. Saya pun bergegas menemui guru kami, Aa’ Gym. Saya utarakan pandangan saya pada Aa’. Di luar dugaan Aa menjawab, ” Amar ma’ruf Nahi munkar harus tegak bersama. Biarkan Aa’ bagian Amar Ma’ruf nya dan Habib Rizieq bagian Nahi mungkar nya.”
Jawaban dari sahabat saya dan Aa’ Gym membuat saya mulai mencari tau siapa Habib Rizieq sebenar nya. Saya mulai mempelajari sepak terjang nya, saya pelajari aksi aksi nya, saya pelajari biografi nya, saya putar semua ceramah ceramah dan pidato pidato beliau.
Masya Allah, tak ada kata kata beliau yg salah, tidak ada sepak terjang dan aksi beliau yg salah. Semua wajar dan bisa dipertanggung jawabkan.
Hingga suatu hari, saat saya mudik, Ayahanda tercinta berkata, ” Sophia, Islam jaya diseluruh dunia karena 4 karakter Khulafaur Rasyidin. Abu bakar yg begitu taat, Umar yg keras dan teguh pendirian, Utsman yg pengusaha dan Ali yg seorang cendekiawan. Banyak sekali ulama ulama kita dan dunia yg telah mewakili karakter Abu Bakar, Utsman dan Ali. Tapi hanya satu yg bisa mewakili Umar, yaitu Habib Rizieq. Bisakah kamu bayang kan jika Umar tidak mendapat hidayah saat itu? Siapa yg membakar semangat kaum muslimin saat itu kala mereka terpuruk? Siapa yg paling depan membela Islam saat islam di hina ?
Umar adalah hadiah dari Allah saat itu, Nabi Muhammad SAW sendiri yg meminta pada Allah, “Jadikanlah Abu Jahal atau Umar sebagai pembela kami…” Dan ternyata Allah memberi Umar untuk kaum muslimin. Demikian pula Habib Rizieq, beliau adalah hadiah dari Allah untuk umat Islam Indonesia ….” ayahanda terus bercerita ttg Umar dan Habib….
Dan semua itu terbukti….
Ketika sosok yg dulu sempat saya idolakan tiba tiba berkata menyakitkan umat, Habib lah yg pertama berteriak membangkitkan harga diri kami…..
Dari seorang yang begitu kagum pada perjuangan ulama pembela Dienulloh.
Oleh: Sophia
Artikel: Loveislam