Saat di mana keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, dua anak gadis, dan orangtua (nenek dan kakek), ini dapat melepas kepenatan dan menikmati kebersamaan dalam suasana santai dan nyaman.

Kebutuhan akan ruang keluarga yang besar, baik di lantai satu maupun dua menjadi begitu penting dipenuhi.

Ruang keluarga yang bisa dinikmati kapan saja mereka sempat berkumpul, baik siang maupun malam.

Ruang keluarga yang menawarkan kenyamanan bagi setiap penghuni rumah.

Christina Suwardi, desainer interior, mewujudkan keinginan ini dalam rancangan desain interior yang cerdas.

Relaxing dan homey! Inilah dua hal yang menjadi kunci penataan interior yang dilakukan Christina yang mengusung konsep Modern Living, Natural Life.

Menyadari bahwa sentuhan alam tak pernah gagal memberi perasaan rileks dan nyaman, maka sang desainer—ibu dua anak ini—memasukkan elemen-elemen alam yang terkesan natural dan hangat.

Salah satunya adalah pengaplikasian panel kayu yang disebutnya sebagai art panel.

Ya, memang tak sembarang panel, karena dipilih secara cermat untuk memenuhi visual yang indah sekaligus rasa nyaman yang dibutuhkan keluarga ini.

Material white oak dipilih sebagai material panel dinding.

Cukup dominan panel kayu white oak ini diaplikasikan, utamanya di ruang utama atau ruang keluarga.

Kembang oak yang rapi dan indah, serta warna kayu yang sangat natural memberikan kesan homey (nyaman).

Diaplikasikan di belakang sofa, panel kayu ini menjadi sebuah karya seni yang besar dan indah. Mewah dan anggun menghias ruang.

Suasana hangat dan intim dihadirkan melalui sofa yang empuk, pencahayaan yang hangat, dekorasi yang selain indah juga fungsional.

Secara keseluruhan, layout ruang di rumah ini dirancang terbuka.

Kecuali di area privat, hampir tidak ada pembatas atau pertisi di antara dua ruang yang berbeda fungsi.

Kesan yang diciptakan adalah kebersamaan dan terbuka.

Penataan seperti ini memberi kesan lega dan memberi aliran udara yang nyaman.

Inilah cara keluarga keluarga ini menyediakan sarana untuk kebersamaan mereka.

Sumber: iDea