Oleh : Andi Harianto Sinulingga (Politisi/Warga Jakarta)
Apa yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu adalah kelicikan dan bisa dikatakan jahat. Dia mengintip orang yang mereka benci, ketika orang tersebut lagi menyusun anggaran belanja daerah DKI.
Angka Rp 82 milyar yang rencananya akan diperuntukkan untuk aneka komponen dan baru lem Aica Aibon yang tertulis. Oleh PSI angka itu dipotret lalu teriak-teriak, “…hai masyarakat, gila nih anggaran DKI mau dirampok, mau dibelanjakan seenaknya, masak beli lem sebanyak itu, ini buktinya, gila nih Anies…”
Masyarakat terhenyak. Tanpa tahu bagaimana proses yang sebenarnya; apakah Pemprov DKI sudah resmi mengajukan anggaran ke DPRD lewat prosedur formal atau belum. Faktanya, Pemprov DKI masih dalam proses penyusunan anggaran dan belum diserahkan ke DPRD untuk dibahas. Bahkan menjadi Rancangan Anggaran pun, belum.
PSI berdalih ingin menyelamatkan uang rakyat. Seolah-olah hanya mereka yang berkomitmen pada uang rakyat lewat jargon transparansi. Seolah-olah Anies hendak mencuri uang rakyat. Padahal, semua tahu, itu proses kerja di jajaran bawah Anies. Kerap juga terjadi tahun demi tahun pada masa gubernur Ahok.
Bedanya, Anies mengoreksi anak buahnya dengan kejengkelen yang lebih terukur dan beradab. Kalau Ahok bikin pertunjukan maki-maki anak buah sebagai maling dan bahasa kotor lainnya.
Ahok melakukannya untuk buang badan bahwa itu kesalahan anak buahnya yang mau mencuri uang rakyat dan Ahok adalah penyelamat uang rakyat. Begitu pertunjukan ala Ahok. Sementara Anies mengkoreksi itu secara terbuka justru sebelum PSI bicara di publik (videonya bisa di tonton di Youtube) dan tidak menjadikan peristiwa salah input itu sebagai arena pertunjukan heroik tapi lebih untuk bagaimana menyelesaikannya.
Anies baru bekerja menyusun anggaran. Diusulkan pun belum apalagi digunakan. Padahal puluhan milyar uang rakyat DKI digunakan Pemprov DKI membeli UPS masa Ahok mulut mereka bungkam.
Begitu juga uang rakyat DKI yang dipakai untuk membeli bus China yang mangkrak dan tidak bisa digunakan. Lalu, berapa banyak yang terbakar, siapa yang membeli bus itu? Belum lagi pembelian tanah RS Sumber Waras yang menurut BPK kelebihan bayar.
Saya yakin publik Jakarta tahu bahwa motif PSI ini adalah asal beda saja dan yang penting hantam dulu Anies; cari kesalahan sekecil apapun lalu viralkan.
Meski saya bisa mengerti. Pertama, PSI dendam kesumat pada Anies karena mengalahkan Ahok di Pilkada Jakarta. Kedua, PSI takut sekali laju karir politik Anies akan lebih lagi dan bisa saja jadi Presiden kedepan.
Tentu mengerikan bagi PSI. Karenanya, Anies harus di hancurkan. Kesuksesan Anies memimpin Jakarta adalah kiamat kecil bagi PSI. Harus dibuat cara bagaimana Anies gagal tanpa prestasi di Jakarta dan karakternya dihancurkan.
Saran saya pada PSI, proporsional aja. Tak usah berlebihan. Anda juga bisa salah; bisa parkir seenaknya di trotoar, bisa salah dalam pelaporan dana kampanye, bisa juga tidak transparan terkait siapa saja pendonor keuangan partai, dan sebagainya.
Anda yang terkenal menolak Perda Syariah tapi kemudian mendukung Perda Syariah di Sumbar hanya untuk kepentingan elektoral.
Jujur itu di mulai dari diri sendiri. Kalau Anda ingin pengelolaan negeri ini transparan, jujur, demokratis, penuh dengan semangat toleransi, maka mulailah dari diri sendiri, contohkanlah bahwa Anda sudah duluan begitu. Barulah isu itu jadi magnet yang kuat.
Anies jadi gubernur sudah takdir Tuhan, sebenci apapun Anda dengan dia. Saya mendorong Anda melakukan peran dan fungsi pengawasan, jaga uang rakyat untuk tidak dikorupsi dan saya yakin anda tahu Anies tidak punya track record cawe-cawe berburu rente apalagi korupsi. Atau menjadi agen koorporasi besar.
Kalau Anda benar-benar dan sungguh-sungguh, harusnya menyatukan semua komponen yang punya semangat sama. Agar semangat itu membesar, lebih kuat dan rakyatlah yang diuntungkan.