Breaking News
Demonstrasi Mahasiswa dan tuntutannya. (Foto : Merdeka)

Demo

Demonstrasi Mahasiswa dan tuntutannya. (Foto : Merdeka)

 

MALAM ini, ketika jam dinding di tembok rumahku menunjuk pukul 23.05, aku berselonjor kaki. Aku sengaja duduk rileks, rehat sejenak usai pulang dari pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara untuk mengambil sepeda Mobike pesanan teman di Jawa Timur.

Sementara itu, anak ketigaku sedang asik menikmati siomay di meja makan. Sembari mengunyah makanan, dia bertanya, “Ayah entar liputan ga? Demo 30 September bakal rame, makin serem, Yah! Semua mahasiswa turun,” tegasnya dengan mulut berisi kentang rebus.

Aku diam saja pura-pura sibuk dengan hape di tangan kananku. Cerita anakku yang duduk di bangku kuliah itu membuat pikiranku melayang ke peristiwa berdarah di depan gedung DPR dua hari lalu. Untuk membangun suasana di meja makan, aku bertanya, “Kok serem. Memang ada apa?”

Anak ketiga yang kupanggil Dede itu menukas enteng, “Sudah ada penculikan. Sembilan mahasiswa diculik, satu  orang penulis dan satu lagi pembuat film dokumenter.”

“Kamu ga takut diculik atau celaka gitu?” tanyaku.

“Engga lah Yah, biasa aja. Tau tuh polisi maen culik aja, mereka ngaco maen pukul, brutal lagi!” timpalnya sembari menghabiskan siomay terakhir di atas piring.

“Eh…ayah punya duit ga. Dede lagi bokek, Yah!”

“Ada dong…berapa kau butuh?” tegasku meskipun aku mikir bila dia minta duit gede darimana aku dapet.

“Lima belas ribu aja Yah, untuk bayar Abang siomay,” balasnya sambil berdiri dari kursi di meja makan.

Semenit kemudian, aku menyodorkan duit 50 ribu ke tangannya.

“Makasih ya, Yah. Doain Dede ikut demo sama temen-temen mahasiswa,” tuturnya.

Aku tak menjawab, mataku tertunduk ke lantai sambil berdoa, “Ya Rabbi, Engkau Maha Kuat, Pelindung dari segala tempat berlindung. Aku memohon kepadaMu untuk keselamatan salah satu dari darah dagingku yang akan turun ke jalan sesuai dengan segala keyakinannya. Ya Allah, lindungi dia bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya. Mereka melakukan aksi jalanan dengan kebenaran. Perkenankan doaku, ya Illahi….! (choi)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur